Invasi Rusia telah mencapai Ibu Kota Ukraina Kiev, Jumat (25/2). Tentara memasuki pinggiran kota lewat Belarus. Masyarakat sekitar diminta untuk melaporkan gerakan pasukan rusia dan menyiapkan bom molotov untuk menghadapi kegentingan di perumahan. Tentara yang memasuki Kiev ini dapat terprediksi karena serangan rudal di Ibu Kota Ukraina itu terjadi pada malam sebelumnya.
Seperti diberitakan The Guardian, tembakan dan ledakan sudah terdengar di ibu kota sejak Kamis malam hingga Jumat pagi waktu setempat. Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah memasuki distrik Obolon di Kiev, sekitar enam mil dari pusat kota. Dalam sebuah pernyataan yang diposting online, mereka menyarankan warga untuk melaporkan pergerakan pasukan Rusia dan menyiapkan bom molotov untuk menetralisir musuh.
Dua bangunan apartemen di Kiev terbakar pada Kamis (24/2) malam, setelah terkena tembakan dari pesawat Rusia. Kementerian Darurat Ukraina juga telah merilis foto-foto yang menunjukkan bangunan hancur oleh penembakan di Starobilsk di Ukraina timur.
Serangan rudal diketahui berlanjut dari Kamis malam hingga Jumat pukul empat pagi waktu setempat. Gambar-gambar yang menunjukkan menara rusak terbakar dan suara sirine akibat serangan udara segera tersebar di media sosial. Pada waktu yang sama militer Ukraina melporkan telah menembak jatuh pesawat Rusia yang melintas di atas ibu kota Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, Rusia menyerang tempat-tempat yang diduduki warga sipil maupun pasukan militer. “Rusia sudah tidak membedakan tempat di mana mereka beroperasi,” katanya seperti tertulis di The Guardian.
Zelenskiy membuat pernyataan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat pagi. Dia bersumpah untuk terus membela negaranya.
"Rusia harus berbicara dengan kami cepat atau lambat tentang bagaimana mengakhiri permusuhan dan menghentikan invasi ini. Semakin cepat percakapan dimulai, semakin kecil kerugian Rusia," katanya.
Presiden Ukraina juga mengkritik para pemimpin dunia karena hanya menonton dari jauh. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan, semua bukti menunjukkan Rusia bermaksud menebarkan ancaman. Walau demikian, Zelenskiy telah bersumpah untuk tinggal di tetap tinggal di ibu kota apapun yang terjadi.