close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi/Pexels.com
icon caption
Ilustrasi/Pexels.com
Dunia
Senin, 09 April 2018 16:37

Terduga peluru AS ditembakkan ke pangkalan udara Suriah

AS membantah meluncurkan serangan udara terhadap negara tersebut.
swipe

Saluran televisi pemerintah Suriah mengatakan terdapat korban tewas akibat terduga serangan peluru kendali dari Amerika Serikat (AS) di pangkalan udara utama di Suriah tengah. Namun, AS membantah meluncurkan serangan udara terhadap negara tersebut.

Penyiar siaran pemerintah tersebut sebelumnya mengatakan, ledakan terdengar di lapangan terbang T-4 dekat Homs, yang dekat dengan kota kuno Palmyra di Suriah tengah, dan pangkalan utama petempur dukungan Iran.

Sumber militer Suriah, yang dikutip mengatakan, pasukan pertahanan udara menjatuhkan delapan peluru kendali, yang ditembakkan ke pangkalan itu, yang juga dikenal sebagai Pangkalan Udara Tiyas, tempat pengulas pertahanan mengatakan ada penempatan pasukan Rusia dalam skala besar, serta tempat beberapa jet melakukan serangan mendadak untuk menyerang wilayah dikuasai pemberontak. Penyiar tersebut mengatakan terdapat beberapa orang tewas dan terluka dalam serangan itu.

Pengamat Suriah untuk Hak Asasi Manusia, badan pengawas yang berbasis di Inggris mengatakan setidaknya 14 orang tewas termasuk beberapa petempur dari berbagai warga negara, merujuk pada anggota milisi Syiah yang didukung Iran, terutama dari Irak, Lebanon dan Iran yang bertempur bersama dengan tentara Suriah. Laporan tersebut tidak dapat diverifikasi secara mandiri.

Pangkalan tersebut berada di daerah gurun yang strategis, tempat ladang gas utama Suriah berada. Pangkalan tersebut telah di bawah kendali militan ISIS hingga tentara Suriah dan sekutunya mendapatkan kembali kendali tahun lalu setelah intervensi berat militer Rusia.

"Sebuah agresi dilakukan di T-4 pangkalan udara dalam beberapa serangan yang kemungkinan besar merupakan serangan dari Amerika," demikian televisi pemerintah dalam sebuah berita, dikutip Reuters.

Pentagon AS mengatakan, tidak melakukan serangan udara di Suriah pada saat ini, dan secara resmi menyangkal laporan televisi pemerintah Suriah.

Ketika ditanya tentang ledakan itu, seorang juru bicara Israel menolak berkomentar.

Israel telah menyerang lokasi-lokasi tentara Suriah berkali-kali selama konflik, menyerang konvoi dan pangkalan milisi yang didukung Iran, yang berperang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al Assad.

Sebuah sumber intelijen yang berbasis di wilayah itu mengatakan bahwa dia tidak mengecualikan serangan Israel di pangkalan itu.

Israel sebelumnya mengatakan Suriah telah mengizinkan Iran membangun kompleks di pangkalan itu untuk memasok sekutunya, kelompok Syiah militan Hizbullah, dengan senjata.

Militer Israel Februari lalu menuduh milisi yang didukung Iran beroperasi di pangkalan itu, yang mana pihaknya mengatakan sebuah pesawat nirawak Iran, yang ditembak jatuh di Israel utara, telah diluncurkan.

Israel telah lama mengatakan Iran memperluas pengaruhnya di sabuk wilayah yang membentang dari perbatasan Irak ke perbatasan Lebanon, tempat Israel mengatakan Iran memasok Hizbullah dengan senjata.

Hizbullah dan milisi pendukung Iran lainnya memiliki kehadiran militer besar di Suriah dan berakar kuat di daerah tengah serta wilayah timur di dekat perbatasan Irak.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu pagi akan ada 'harga besar untuk dibayar', setelah kelompok bantuan medis melaporkan puluhan warga sipil, termasuk banyak anak-anak dan perempuan, dibunuh oleh gas beracun di kota yang dikuasai pemberontak.

AS meluncurkan serangan misil jelajah di pangkalan udara Suriah setahun yang lalu sebagai tanggapan atas pembunuhan puluhan warga sipil dalam serangan gas sarin di sebuah kota yang dikuasai oposisi di Suriah barat laut. Serangan gas itu ditudingkan pada Assad.

Serangan misil AS tersebut menyerang pangkalan udara Suriah, yang dikatakan Washington digunakan untuk meluncurkan serangan.

Suriah membantah pasukan pemerintah melancarkan serangan kimia. Rusia, sekutu paling kuat Presiden Bashar al-Assad, menyebut laporan itu palsu.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan