Polisi Sri Lanka tengah mencari 140 tersangka yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok ISIS pasca-pengeboman pada Minggu Paskah. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Maithripala Sirisena.
Saat ini kepolisian Sri Lanka telah menangkap 76 orang terkait bom Minggu Paskah, termasuk warga Suriah dan Mesir.
Presiden Sirisena juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki kemampuan untuk sepenuhnya mengendalikan situasi dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, pada Kamis (25/4) malam, Kementerian Kesehatan Sri Lanka merevisi jumlah korban tewas secara drastis dari 359 menjadi 253 orang.
Operator perjalanan Inggris TUI memutuskan untuk memulangkan seluruh pengguna jasa mereka pada Sabtu (27/4). Langkah tersebut diambil setelah Kementerian Luar Negeri Inggris menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Sri Lanka pasca-teror bom.
"Menyusul perubahan imbauan oleh Kementerian Luar Negeri ... TUI UK telah membuat keputusan untuk menerbangkan semua pelanggan yang sedang berlibur kembali ke Inggris pada Sabtu 27 April dan membatalkan semua kunjungan pada Jumat 26 April," demikian keterangan TUI.
Sirisena menyalahkan Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando, yang telah mengundurkan diri pada Kamis, dan kepala polisi yang juga akan segera meletakkan jabatannya menyusul kegagalan mereka untuk berbagi informasi dari badan intelijen internal berminggu-minggu sebelum pengeboman terjadi.
Situasi di Kolombo masih tegang, di mana para petugas bersiaga di seluruh sudut kota pada Jumat (27/4) sementara pihak berwenang memperingatkan kemungkinan serangan lain. Para tersangka yang dalam pengejaran disebut dapat memiliki akses ke bahan peledak.
Tentara dilaporkan masih berjaga di luar gereja St Anthony's, satu dari tiga gereja yang diserang pada Minggu Paskah. Toko-toko di sekitarnya juga masih tutup.
Dalam sebuah wawancara pada Kamis, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menuturkan bahwa dia khawatir sejumlah tersangka mungkin akan keluar dan beraksi.
Pihak berwenang Sri Lanka menegaskan bahwa pemimpin kelompok yang mereka tuduh mendalangi serangan pada Minggu Paskah adalah bagian dari sembilan pelaku yang tewas.
Mohamed Zahran, pemimpin kelompok militan National Thowfeek Jamaath, dikenal lewat pidatonya yang berapi-api.
Polisi juga mengatakan mereka telah menangkap orang kedua di kelompok itu.
Mereka menambahkan para penyelidik telah menentukan bahwa pelatihan militer untuk para penyerang diberikan oleh seseorang yang mereka sebut "Army Mohideen", dan itu dilakukan di luar negeri serta di beberapa lokasi di Provinsi Timur Sri Lanka.
Polisi menyebutkan bahwa kendaraan yang digunakan dalam serangan itu dibeli dari dealer mobil di Kadawatha, pinggiran kota Kolombo.
Lebih jauh mereka menyatakan, operator sebuah pabrik tembaga, yang ditangkap sehubungan dengan pemboman itu, telah membantu Mohideen membuat alat peledak improvisasi.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat mengungkapkan, telah dikonfirmasi bahwa para penyerang Sri Lanka didukung oleh kelompok ISIS, yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian itu.
Pemerintah Australia telah memperingatkan calon pelancong bahwa "teroris kemungkinan akan melakukan serangan lebih lanjut di Sri Lanka". (Sky News dan ABC News)