Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga acuan jangka pendek sebesar 25 basis poin.
Akan tetapi, The Fed mengisyaratkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat pada 2019 lantaran ekonomi AS diproyeksi mengalami perlambatan.
"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga acuan, fed fund rate (FFR), menjadi 2,25%-2,50%," kata The Fed dalam pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, Rabu (19/12) waktu setempat.
Ini menandai kenaikan suku bunga The Fed keempat kali tahun ini dan langkah kesembilan sejak akhir 2015, ketika bank sentral bergerak maju pada jalur normalisasi kebijakan moneter.
The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS telah "terus menguat" dan kegiatan ekonomi telah "naik pada tingkat yang kuat" sejak pertemuan kebijakan terakhir pada November, sementara pertumbuhan investasi tetap bisnis telah "moderat" dari langkah cepat di awal tahun.
Pejabat-pejabat The Fed memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh sebesar 3,0% tahun ini, sedikit lebih rendah daripada estimasi 3,1% pada September, menurut proyeksi ekonomi terbaru The Fed yang dirilis pada Rabu (19/12).
Para pejabat The Fed juga merevisi turun perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS pada 2019 menjadi 2,3% dari estimasi sebelumnya sebesar 2,5%.
Dengan pelambatan yang diperkirakan dalam ekonomi AS, pejabat-pejabat The Fed memperkirakan dua kali kenaikan suku bunga pada tahun depan, turun dari estimasi tiga kali kenaikan pada September, menurut perkiraan median untuk tingkat suku bunga fed fund.
"Meskipun memiliki latar belakang ekonomi yang kuat dan ekspektasi kami untuk pertumbuhan yang sehat, kami telah melihat perkembangan yang mungkin menandakan beberapa pelemahan, relatif terhadap apa yang kami perkirakan beberapa bulan lalu," kata Ketua The Fed Jerome Powell pada konferensi pers, Rabu (19/12).
"Ini lebih mungkin bahwa ekonomi akan tumbuh dengan cara yang akan menyerukan dua kenaikan suku bunga selama tahun depan," kata Powell, menambahkan inflasi hangat memberi The Fed kemampuan untuk "bersabar" dalam melangkah maju pada kenaikan suku bunga.
Tetapi Powell juga menekankan bahwa keputusan kebijakan The Fed "bukan karena penyesuaian saja". "Ada tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi tentang jalur dan tujuan peningkatan (suku bunga) lebih lanjut," katanya.
Pertemuan The Fed datang setelah Presiden AS Donald Trump mendesak bank sentral untuk menahan diri untuk menaikan suku bunga lebih lanjut, mengutip gejolak pasar baru-baru ini.
"Rasakan pasar, jangan hanya pergi dengan angka-angka yang tidak berarti," kata Trump pada Selasa (18/12) pagi.
Ketika ditanya tentang bagaimana ia memandang pasar, Powell mengatakan bahwa para pejabat The Fed akan mencari perubahan-perubahan material dalam kondisi-kondisi keuangan karena volatilitas pasar tidak selalu menghasilkan dampak ekonomi besar.
"Kami mengikuti pasar dengan sangat hati-hati tetapi ingat, dari sudut pandang ekonomi makro, tidak ada satu pun pasar yang menjadi indikator tunggal yang dominan," katanya. (Ant).