close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Jumat, 10 Mei 2019 16:55

Tiga rekan Khashoggi dapat peringatan CIA soal ancaman Arab Saudi

CIA memperingatkan bahwa tiga rekan Khashoggi serta keluarga mereka dapat menjadi target pembalasan potensial Arab Saudi.
swipe

CIA dan dinas keamanan asing memperingatkan teman dan kolega Jamal Khashoggi bahwa upaya mereka untuk melanjutkan pekerjaan pro-demokrasi dari pria itu telah menjadikan mereka dan keluarga mereka target pembalasan potensial dari Arab Saudi. Demikian menurut sumber-sumber keamanan dan yang mengetahui ancaman tersebut.

Tiga dari mereka yang diberi pengarahan keamanan dalam beberapa pekan terakhir adalah advokat demokrasi Iyad El-Baghdadi dari Oslo, Norwegia, Omar Abdulaziz dari Montreal, Kanada, dan seseorang di Amerika Serikat yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.

Kerja sama mereka dengan Khashoggi, yang dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018, mencakup proyek-proyek HAM.

Berdasarkan pengarahan keamanan, para advokat mengatakan mereka menjadi sasaran karena mereka merupakan kritikus yang sangat vokal dan berpengaruh terhadap Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau kerap disapa MBS.

Mereka mengampanyekan tuduhan bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi sebagai bagian dari penindasan yang lebih luas terhadap pembangkang Arab Saudi di seluruh dunia.

Menurut seorang pejabat intelijen luar negeri, CIA adalah sumber peringatan ancaman. Baghdadi dan sejumlah lainnya terlibat dalam pengarahan tersebut.

Seorang juru bicara CIA menolak berkomentar. Tetapi, berdasarkan pedoman yang diteken pada 2015 badan tersebut memiliki kewajiban untuk memperingatkan calon korban ancaman spesifik, termasuk pembunuhan, penculikan, dan cedera tubuh yang serius.

Setelah Khashoggi terbunuh, CIA menghadapi kritik karena gagal memberinya peringatan, mengingat sebuah laporan menyebutkan bahwa sebelumnya MBS telah merilis perintah penangkapan bagi wartawan yang menulis kolom opini bagi the Washington Post tersebut.

CIA kemudian menilai dengan peringkat keyakinan sedang hingga tinggi bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

Sifat ancaman baru bagi teman dan kolega Khashoggi tidak dirinci. Baik Baghdadi maupun Abdulaziz tidak diberitahu bahwa mereka atau keluarga mereka berada dalam bahaya fisik, baik sekarang atau di masa depan. 

Baghdadi sendiri mengatakan bahwa dia diperintahkan untuk mengambil berbagai tindakan pencegahan, termasuk membuat pihak lain lebih sulit meretas perangkat elektronik mereka untuk membocorkan dan mempersenjatai informasi untuk melawan mereka.

Para advokat juga disarankan untuk menghindari perjalanan ke sejumlah negara besar di Eropa dan Asia, di mana Arab Saudi memiliki pengaruh khusus serta memindahkan anggota keluarga mereka keluar dari setidaknya satu negara tertentu, Malaysia.

Ketiganya yang diberi peringatan memastikan bahwa mereka bekerja untuk memengaruhi opini publik tentang dan di Arab Saudi, sebuah arena yang secara agresif dicari oleh MBS untuk dikendalikan.

Baghdadi adalah seorang kelahiran Palestina. Dia terkenal karena aktivismenya saat Musim Semi Arab. Pada 2015, dia mendapat suaka politik ke Norwegia, di mana dia mengedit untuk situs Arab Tyrant Manual dan telah bekerja dengan penyelidik yang disewa oleh miliarder Amazon Jeff Bezos, yang juga pemilik the Washington Post, untuk menyelidiki dugaan peran Arab Saudi dalam peretasan ponsel Bezos.

Abdulaziz adalah pembangkang Arab Saudi yang diberi suaka di Kanada. Dia memiliki pengikut yang sangat banyak di Twitter hingga laporan McKinsey & Company menyimpulkan bahwa pada 2015 dia adalah satu dari tiga orang yang mendorong pembicaraan tentang kebijakan Arab Saudi di platform tersebut, yang menjadi beban besar bagi kerajaan.

Pada 2017, Abdulaziz dan Khashoggi berkolaborasi dalam upaya untuk secara diam-diam merusak cengkeraman MBS via Twitter. Dijuluki lebah siber, tindakan mereka termasuk menyediakan kartu SIM asing bagi pembangkang Arab Saudi untuk mentwit tanpa dilacak oleh negara.

Advokat ketiga tinggal di AS. Seperti Baghdadi dan Abdulaziz, dia juga bekerja sama dengan Khashoggi pada proyek-proyek yang berfokus di penyediaan lebih banyak transparansi di media Arab dan platform media sosial.

Masing-masing mereka dikabarkan melipatgandakan upaya-upayanya pasca-kematian Khashoggi, menggunakan proyek-proyek yang dijalankan Khashoggi untuk mencoba menyandera pemerintah Arab Saudi dan MBS, yang disebut bertanggung jawab atas kematian sang jurnalis.

Baghdadi menjelaskan bahwa agen dari Badan Keamanan Polisi Norwegia atau PST, pertama kali mendekati dirinya pada 25 April di rumahnya dan membawanya ke lokasi yang aman untuk pengarahan selama dua jam.

"Mereka tidak menggambarkan sifat ancaman itu kecuali mengatakan bahwa saya memiliki garis silang di punggung saya, bahwa saya tidak boleh bepergian dan bahwa saya harus segera memperingatkan keluarga saya," ujar Baghdadi kepada TIME. "Tapi seluruh pembicaraan saya dengan PST dari awal sampai akhir adalah tentang Arab Saudi. Dan sejak awal, fakta bahwa Norwegia telah menganggapnya begitu serius adalah karena informasi ancaman tersebut diteruskan dari CIA."

Abdulaziz, yang memiliki status penduduk tetap di Kanada, mengatakan kepada TIME bahwa dia tidak dapat mengomentari situasinya atas perintah dari pihak berwenang di sana. Namun, teman dan koleganya membenarkan bahwa pejabat keamanan Kanada telah mengunjungi Abdulaziz di rumahnya di Montreal baru-baru ini dan memberikan pengarahan ancaman yang serupa, mendorongnya untuk bersembunyi setidaknya selama beberapa hari.

"Anda dapat mengatakan bahwa pihak berwenang Kanada menangani situasi ini," kata seorang yang mengetahui situasi Abdulaziz.

Rekan Khashoggi yang berbasis di AS juga merupakan advokat pro-demokrasi. Dia mengatakan peringatan kepadanya datang dari seorang pejabat keamanan AS yang menyarankannya untuk tidak melakukan perjalanan bisnis yang direncanakan segera ke Tunisia, Yunani, Siprus dan beberapa negara lain.

Meski dikecam dunia karena diduga kuat mendalangi kematian Khashoggi, yang kerap mengkritiknya lewat tulisan-tulisannya di the Washington Post, MBS hingga hari ini masih menikmati dukungan yang kuat dari Donald Trump.

Presiden AS itu menekankan pentingnya penjualan senjata ke Arab Saudi dan pada saat bersamaan mengabaikan laporan CIA tentang kematian Khashoggi. Pada April, dia memveto RUU yang akan memangkas bantuan AS untuk perang di Yaman yang dipimpin Arab Saudi.

Salah satu indikasi betapa seriusnya Norwegia menangani kasus ini adalah keterlibatan PST. Kebanyakan ancaman terhadap individu ditangani oleh polisi setempat, sementara PST menangani kasus-kasus langka di mana orang yang diberikan suaka politik, seperti Baghdadi, diancam oleh pemerintah asing dengan niat bermusuhan. Demikian menurut sebuah sumber yang akrab dengan operasi PST. (Time)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan