PBB menyatakan, topan Idai telah memicu bencana besar di sejumlah negara di Afrika yang memengaruhi ratusan ribu atau bahkan jutaan orang. Negara yang terkena dampak luas adalah Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi.
Presiden Mozambik Filipe Nyusi menyebut musibah itu sebagai bencana kemanusiaan yang sangat besar. Dia mengatakan lebih dari 1.000 orang mungkin tewas setelah topan menghantam negara itu pekan lalu.
Topan Idai mendarat di dekat kota pelabuhan Beira di Provinsi Sofala pada Kamis (14/3) dengan kecepatan angin hingga 177 km/jam.
"Ini menjadi salah satu bencana terburuk yang berhubungan dengan cuaca, yang belum pernah terjadi di belahan bumi selatan," ungkap Clare Nullis, dari badan cuaca PBB.
Christian Lindmeier dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, "Kami membutuhkan semua dukungan logistik yang bisa kami dapatkan."
Pemerintah Mozambik mengatakan 84 orang tewas dan 100.000 lainnya di dekat Beira, Sofala, perlu segera diselamatkan. Institut Nasional Penanggulangan Bencana Mozambik telah menampung 3.800 keluarga di provinsi itu.
Gubenur Provinsi Manica Manuel Rodrigues menuturkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan korban yang masih terperangkap.
"Sangat menyedihkan dan sangat rumit, mengingat apa yang kami lihat dari udara. Kami melihat banyak orang terjebak dan meminta bantuan," tutur Rodrigues. "Mereka berada di atas atap mereka yang terbuat dari seng. Yang lain terendam banjir. Kami melihat banyak orang."
Dia menambahkan, "Kami bisa membayangkan bahwa mereka telah berada di sana selama lebih dari dua atau tiga hari, tanpa makanan dan tanpa air minum bersih."
Di Zimbabwe, pemerintah mengatakan 98 orang tewas dan lebih dari 200 hilang. Presiden Emmerson Mnangagwa menyatakan bahwa pemerintah tengah melakukan misi penyelamatan dan pemberian bantuan makanan.
Beberapa penyelamat mengatakan bahwa puing-puing rumah dan bahkan jasad hanyut terbawa hingga ke sungai negara tetangga Mozambik.
"Banjir sedalam enam meter telah menyebabkan kehancuran luar biasa di wilayah yang luas di Mozambik," ungkap kepala regional Program Pangan Dunia (WFP) Lola Castro.
PBB menyebutkan, setidaknya 1,7 juta orang berada di jalur langsung topan di Mozambik dan 920.000 orang terdampak di Malawi.
Di Zimbabwe, sedikitnya 20.000 rumah rusak di kota Chipinge dan 600 lainnya hancur total.
Pejabat setempat mengatakan, mereka mendistribusikan beras dan jagung dari cadangan makanan nasional kepada mereka yang kehilangan tempat tinggal.
"Di Mozambik, beberapa lembaga bantuan membantu upaya pemerintah dalam operasi pencarian dan penyelamatan serta dalam distribusi bantuan makanan," ungkap ReliefWeb.
Telecoms Sans Frontiers telah mengirim tim ke Beira untuk membantu membangun jaringan komunikasi untuk operasi kemanusiaan.
Banyak truk bantuan terjebak di jalan yang tidak bisa dilewati dan tidak dapat mencapai tujuan mereka. Kondisi ini juga telah membatasi operasi udara.
Palang Merah telah memperingatkan mungkin ada wabah penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk kolera, karena kontaminasi yang diperkirakan dari pasokan air dan gangguan dari pengolahan air biasa.
"Sebuah pesawat kargo yang membawa pasokan darurat dijadwalkan tiba di Mozambik pada Selasa," kata Sacha Myers dari Save The Children.