Dengan lebih dari 85.000 orang positif, Amerika Serikat kini mencatat jumlah kasus infeksi coronavirus jenis baru tertinggi di dunia.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), jumlah kasus positif Covid-19 pada Jumat (27/3) 81.340. Sementara itu, Italia mencatat 80.589 kasus.
Sejauh ini, Negeri Paman Sam melaporkan lebih dari 1.200 kematian terkait Covid-19. Ada pun lebih dari 1.800 pasien telah dinyatakan sembuh.
Coronavirus jenis baru pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019 dan kemudian menyebar ke hampir seluruh dunia. Awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa penyebaran Covid-19 semakin cepat.
Gubernur New York Andrew Cuomo menuturkan, dengan 37.258 kasus infeksi baru per Kamis, negara bagian tersebut menyumbang jumlah terbesar dalam kasus positif di AS.
Ketika ditanya tentang angka-angka terbaru dalam pengarahan di Gedung Putih pada Kamis (26/3) sore, Trump mengatakan itu adalah hasil dari pengujian Covid-19 yang sedang dilakukan otoritas kesehatan.
Wakil Presiden AS Mike Pence menjelaskan, tes coronavirus jenis baru kini tersedia di 50 negara bagian dan lebih dari 552.000 tes telah dilakukan.
Selain itu, Trump juga meragukan angka-angka yang tercatat di Beijing.
"Kita sebenarnya tidak tahu jumlah pastinya di China," ujar dia.
Trump berencana untuk melonggarkan pembatasan dan mengizinkan warga AS kembali bekerja pada 12 April. Dilaporkan sebanyak 3,3 juta orang di Negeri Paman Sam telah kehilangan pekerjaan akibat pandemik coronavirus.
"Warga AS harus kembali bekerja ... dan saya pikir itu akan terjadi dengan cepat," kata dia. "Kemungkinan aktivitas bekerja akan kembali normal di beberapa bagian dari negara yang tidak terlalu terpengaruh coronavirus."
Sekitar 20 negara bagian telah mengeluarkan sejumlah langkah untuk mencegah penyebaran coronavirus jenis baru, termasuk mengimbau warganya untuk tidak keluar rumah dan menutup bisnis nonesensial. (BBC, CNN, dan CNBC)