Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (14/9) berjanji bahwa setiap serangan oleh Iran akan ditanggapi "1.000 kali lebih besar" oleh Negeri Paman Sam.
Pernyataan keras itu Trump keluarkan setelah beredarnya laporan bahwa Iran berencana untuk membalas pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani.
Sebuah laporan media AS, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa dugaan persekongkolan Iran untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan telah direncanakan sebelum pilpres pada November.
"Menurut laporan pers, Iran mungkin merencanakan pembunuhan, atau serangan lain, terhadap AS sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin teroris Soleimani," twit Trump.
"Setiap serangan oleh Iran, dalam bentuk apapun, terhadap AS akan dibalas dengan serangan terhadap Iran yang akan 1.000 kali lebih besar," lanjutnya.
Ketegangan hubungan antara Washington dan Teheran kian memanas sejak Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional (JCPOA) dengan Iran pada Mei 2018.
Pada Januari, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan Soleimani di Baghdad. Terlebih lagi, Washington mendorong untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran yang mulai berakhir secara bertahap pada Oktober, serta menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Republik Islam itu.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada Senin menolak berkomentar langsung tentang ancaman yang dilaporkan terhadap Duta besar AS untuk Afrika Selatan Lana Marks yang merupakan sekutu dekat Trump.
Marks diduga hanya salah satu dari sejumlah pejabat yang menurut badan intelijen AS direncanakan Teheran untuk menjadi target pembalasan atas pembunuhan Soleimani.
"Iran telah terlibat dalam upaya pembunuhan di seluruh dunia. Mereka telah membunuh orang-orang di Eropa dan di bagian lain dunia. Kami menanggapi ancaman semacam ini dengan serius," tutur Pompeo dalam sebuah wawancara.
Menlu Pompeo menegaskan bahwa tindakan yang mengancam warga AS sama sekali tidak dapat diterima.
"Aktivitas semacam ini yakni menyerang orang AS di mana pun dan kapan pun, baik itu diplomat, duta besar, maupun salah satu pejabat kami, sama sekali tidak dapat diterima," ujarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin membantah laporan rencana pembunuhan Dubes Marks. Dia menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar dan bagian dari metode AS untuk melahirkan suasana anti-Iran di panggung internasional. (France 24)