Eks Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton menuduh mantan bosnya, Presiden Donald Trump, secara pribadi meminta Presiden China Xi Jinping untuk membantunya memenangkan Pilpres 2020.
Tuduhan tersebut dilontarkan Bolton dalam buku barunya, "In the Room Where it Happened" yang telah diperoleh sejumlah media AS pada Rabu (17/6).
Bolton juga mengklaim, pada tahun lalu, ketika Xi mengatakan kepada Trump bahwa China sedang membangun kamp konsentrasi untuk penahanan massal muslim di Uighur, Trump mendukung langkah tersebut.
Dalam pertemuan bilateral lain dalam KTT G20 tahun lalu di Osaka, Bolton menyebut bahwa Trump tiba-tiba mengungkit Pilpres AS mendatang.
Presiden Trump sendiri telah secara terbuka membantah segala tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
"Bolton pembohong. Semua orang di Gedung Putih membencinya," kata Trump pada Rabu.
Kemudian dalam wawancara terpisah dengan Fox News, Trump menyebut bahwa Bolton telah mengungkapkan informasi pemerintah yang bersifat rahasia.
"Dia tidak mendapat persetujuan untuk melakukan itu," sambung Trump.
Buku tersebut telah menjadi subjek pertentangan hukum selama berbulan-bulan antara Gedung Putih dan Bolton.
Perselisihan meningkat pada Selasa (16/6), setelah pemerintahan Trump menghadap pengadilan untuk mencoba menyita hasil penjualan buku tersebut. Menurut Gedung Putih, Bolton telah mengancam keamanan nasional dengan mengekspos informasi-informasi rahasia.