Donald Trump mengatakan dia khawatir tanpa kehadiran militer Amerika Serikat, Afghanistan dapat digunakan sebagai pangkalan teroris.
Dalam wawancara yang dirilis pada Senin (1/7), Trump menuturkan masalah terbesar dari penarikan 9.000 tentara AS dari Afghanistan adalah bahwa negara itu merupakan rumah bagi teroris.
"Saya menyebut negara itu sebagai Harvard University bagi teroris," kata Trump.
Sekalipun Washington harus menarik pasukannya, Trump menegaskan bahwa AS tetap akan menempatkan intelijen yang kuat di Afghanistan.
Wawancara Trump itu direkam akhir pekan lalu, sebelum Taliban menyerang Kabul dengan bom mobil pada Senin. Pihak berwenang Afghanistan menyatakan setidaknya enam orang tewas dan 116 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi menyatakan bahwa bom mobil menargetkan pusat logistik Kementerian Pertahanan pada pukul 08.55 waktu setempat.
Setelah serangan bom, beberapa anggota Taliban sempat adu tembak dengan otoritas keamanan Afghanistan. Selama delapan jam, kedua pihak bertempur sebelum serangan dapat dinetralkan.
Rahimi menyatakan bahwa kelima anggota Taliban yang menyerang pusat logistik terbunuh dalam adu tembak tersebut.
Para pejabat mengatakan 51 anak sekolah termasuk di antara 116 yang terluka akibat serangan Taliban. Kementerian Pendidikan menyampaikan bahwa serangan itu juga merusak lima sekolah yang berada di sekitar lokasi.
Pusat logistik yang menjadi target berada di area yang menampung sejumlah kantor pemerintah dan stasiun TV lokal.
Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kabul, yang terjadi hanya beberapa hari setelah putaran baru perundingan perdamaian dengan AS berlangsung di Qatar.
Utusan Khusus AS Zalmay Khalizad mengadakan perundingan damai putaran ketujuh dengan Taliban. Negosiasi tersebut bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2001 itu.
Perundingan perdamaian membahas tuntutan Taliban yang menginginkan agar pasukan asing angkat kaki, serta AS yang menginginkan jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai pangkalan teroris.
Konflik yang telah berlangsung sekitar 18 tahun itu telah menewaskan lebih dari 2.400 pasukan AS. Menurut laporan PBB yang dirilis pada Februari, 3.804 orang tewas dalam konflik AS-Taliban pada 2018, 927 di antaranya merupakan anak-anak.
Tidak ada korban WNI
KBRI Kabul menyatakan bahwa bom mobil yang meledak di dekat kantor logistik Kemhan Afghanistan hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari gedung KBRI.
"Sejauh ini dilaporkan tidak terdapat korban WNI," tutur pernyataan KBRI Kabul di kemlu.go.id.
Pernyataan tersebut memaparkan bahwa KBRI Kabul telah menghubungi sebanyak 48 WNI yang tercatat menetap di Afghanistan untuk mengetahui keadaan mereka.
Sedangkan staf KBRI Kabul yang berjumlah 35 orang juga berada dalam kondisi aman. (Reuters dan CNN)