Bursa saham Asia bergerak menguat pada Jumat (13/12), ketika Amerika Serikat dan China kian dekat untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang akan mencegah putaran tarif baru.
"Semakin dekat pada kesepakatan besar dengan China," twit Trump.
Washington disebut telah setuju untuk menghapus sejumlah tarif, sementara Beijing akan meningkatkan pembelian komoditas pertanian AS.
Pada awal perdagangan, indeks Nikkei 225 menguat 2,2%, sementara indeks Hang Seng naik 1,9%. Optimisme seputar kesepakatan perdagangan juga mendorong S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi yang baru.
"Ini adalah titik awal yang baik," kata Kepala Urusan Hubungan Internasional Kamar Dagang AS Myron Brilliant kepada CNBC setelah dirinya bertatap muka dengan sejumlah pejabat Gedung Putih.
Kesepakatan akan memberi kemenangan kepada Trump, yang berada di bawah tekanan politik, lewat perdebatan tentang pemakzulannya yang tengah berlangsung di kongres.
Meski demikian, gencatan senjata yang sebelumnya pernah runtuh, menyebabkan banyak yang tetap waspada.
AS dilaporkan menawarkan untuk mengurangi separuh tarif atas barang-barang China senilai sekitar US$350 miliar, yang beberapa di antaranya telah naik 25%, serta menangguhkan tarif pada ekspor China senilai lebih dari US$150 miliar pada 15 Desember. Tidak seperti putaran tarif sebelumnya, tarif yang diancam akan dikenakan pada 15 Desember sebagian besar menargetkan barang-barang yang digunakan sehari-hari, termasuk ponsel, alas kaki, dan pakaian.
Namun, kesepakatan itu tidak diharapkan mengatasi sejumlah persoalan yang lebih sulit yang memicu perlawanan, seperti subsidi China untuk industri tertentu.
Jennifer Hillman, seorang pengamat senior di Council on Foreign Relations yang juga mantan pejabat perdagangan menuturkan bahwa kesepakatan dengan China tidak mencapai tujuan AS.
"Ini tidak dapat digambarkan sebagai perjanjian perdagangan. Ini adalah perjanjian jual beli yang hampir tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah substantif AS (+seluruh dunia) dengan praktik perdagangan China," twit Hillman.
Trump telah berulang kali menyatakan adanya kemajuan menuju kesepakatan yang akan mengakhiri perang dagang, yang telah menjatuhkan sejumlah tarif pada perdagangan AS-China yang bernilai lebih dari US$450 miliar serta membebani ekonomi global.
Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui syarat-syarat untuk kesepakatan fase pertama, tetapi negosiasi terus berlanjut.
Analis Goldman Sachs memperkirakan bahwa tanpa kesepakatan dengan China, pertumbuhan ekonomi AS dapat 0,4% lebih rendah tahun depan.
Pejabat Gedung Putih meremehkan risiko, dengan alasan tarif bertujuan membuat China menyerah pada praktik perdagangannya yang tidak adil, seperti dugaan pencurian kekayaan intelektual.