close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Donald Trump saat berjalan menuju podium sebelum memberikan pidato dalam Evangelicals for Trump Coalition Lunch di King Jesus International Ministry di Miami, Florida, Amerika Serikat, Jumat (3/1). ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner
icon caption
Presiden Donald Trump saat berjalan menuju podium sebelum memberikan pidato dalam Evangelicals for Trump Coalition Lunch di King Jesus International Ministry di Miami, Florida, Amerika Serikat, Jumat (3/1). ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner
Dunia
Senin, 20 Januari 2020 07:59

Trump minta Jepang perkuat ikatan dengan AS

Permintaan tersebut disampaikan Trump bertepatan dengan peringatan ke-60 penandatanganan perjanjian keamanan AS-Jepang.
swipe

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandai peringatan ke-60 tahun penandatangan perjanjian keamanan AS-Jepang dengan meminta sekutunya itu memperkuat ikatan antara kedua negara.

Permintaan itu disampaikan Trump setelah enam bulan dia lalu mengkritik perjanjian tersebut.

"Pada saat lingkungan keamanan terus berkembang dan tantangan baru bermunculan, penting bagi kita untuk memperkuat dan memperdalam persekutuan kita," kata Trump dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 18 Januari.

"Saya yakin bahwa dalam beberapa bulan dan beberapa tahun ke depan, sumbangan Jepang bagi keamanan bersama kita akan terus meningkat, dan persekutuan akan terus tumbuh subur."

Pada Juni tahun lalu, Trump mengatakan dalam konferensi pers di Jepang bahwa perjanjian 1960 yang ditandatangani 60 tahun lalu tidak "adil" dan harus diubah. Dia menggemakan kembali pandangan lamanya bahwa Jepang mendapatkan keuntungan dalam bidang pertahanan tanpa banyak mengeluarkan biaya.

Namun, Trump juga mengatakan bahwa dia tidak berpikir akan menarik AS dari perjanjian tersebut.

Berdasarkan perjanjian, AS berkewajiban untuk melindungi Jepang. Menurut undang-undang dasar Jepang, yang dirancang AS, Jepang melepaskan hak untuk melancarkan perang setelah Perang Dunia II.

Sebagai imbalan atas perlindungan AS, Jepang menyediakan pangkalan-pangkalan militer yang digunakan AS untuk meluaskan kekuatan di Asia.

Perjanjian itu pertama kali ditandatangani pada 1951 dan direvisi pada 1960 di bawah pemerintahan kakek Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Nobusuke Kishi.

Setelah itu, Kishi terpaksa mengundurkan diri di tengah gelombang protes dari kalangan pengkritik di Jepang, yang khawatir bahwa perjanjian tersebut akan menarik negara mereka kembali ke ranah konflik. (Ant)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan