close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Twitter/@realDonaldTrump
icon caption
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Twitter/@realDonaldTrump
Dunia
Rabu, 20 Januari 2021 12:57

Trump tak singgung Biden dalam pidato perpisahan

Trump mengatakan, bahwa dia memilih untuk menempuh jalan yang melalui pertarungan dan pilihan yang paling sulit.
swipe

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyampaikan pidato perpisahan yang sama sekali tidak menyinggung nama Joe Biden atau mengakui keabsahan kemenangannya dalam pilpres.

Pada hari terakhirnya di Gedung Putih, Trump merilis pesan video berdurasi sektiar 20 menit di mana ia berbicara dari mimbar dengan latar belakang empat bendera nasional, dua patung, dan dua lukisan berbingkai.

"Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini - dan mencapai lebih dari itu," kata Trump.

Dia mengenakan setelan gelap, kemeja putih, dan dasi biru. Selain itu, dia memaparkan, daftar pencapaian selama masa pemerintahannya dan mengaitkannya dengan frasa khasnya yakni "Make America great again".

Trump tampaknya juga mengakui perpecahan dan kemarahan yang menandai empat tahun masa jabatannya, tetapi tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan.

"Saya tidak mengambil jalan termudah," sebut dia. "Saya tidak mengambil jalan yang mendapat kritik paling minim."

Lebih lanjut, Presiden Trump mengatakan, bahwa dia memilih untuk menempuh jalan yang melalui pertarungan dan pilihan yang paling sulit.

"Kebutuhan rakyat AS adalah prioritas pertama dan terakhir saya. Saya harap ini jadi warisan terakhir pemerintahan ini," ungkap dia.

Sejumlah kritikus mengatakan, bahwa Trump lebih mungkin dikenang sebagai Presiden AS pertama dalam sejarah yang dua kali dimakzulkan, pertama karena menekan Ukraina terkait bantuan politik dan kedua karena menghasut massa untuk menyerbu Capitol.

Sebelum menuju ke kediaman pribadinya di Mar-a-Lago, Florida, Trump akan mengadakan acara pelepasan di lapangan udara Joint Base Andrew dekat Washington. Wakil presidennya, Mike Pence, tidak akan hadir tetapi akan menghadiri pelantikan Biden sebagai gantinya.

Trump, yang mendorong teori konspirasi tanpa bukti bahwa pilpres itu korup, belum mengadakan konferensi pers perpisahan atau menyambut Biden ke Gedung Putih.

Dia akan menjadi presiden pertama dalam satu setengah abad yang mengabaikan pelantikan penggantinya. Tidak diketahui apakah dia akan meninggalkan catatan pribadi untuk Biden di Ruang Oval seperti yang dilakukan para pendahulunya.

Dalam sambutannya, Trump tidak dapat memaksa dirinya untuk sama sekali menyebut nama Biden.

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran AS. Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka memiliki keberuntungan," tuturnya.

Banyak yang menilai, bahwa yang Trump maksud dengan keberuntungan adalah agar pemerintahan Biden dapat menghadapi Covid-19 yang menghantam ekonomi AS.

Penanganan pemerintahan Trump yang salah terhadap respons pandemik telah banyak dikecam karena membuat jumlah korban tewas melonjak.

Bahkan ketika jumlah fatalitas akibat Covid-19 di AS melampaui 400.000 orang, tertinggi di dunia, Trump menuturkan bahwa negara itu telah menghasilkan dua vaksin dengan kecepatan yang belum pernah dilihat sebelumnya.

"Pemerintahan negara lain membutuhkan waktu tiga, empat, lima, bahkan mungkin hingga 10 tahun untuk mengembangkan vaksin," klaimnya, tanpa bukti. "Kami melakukannya dalam sembilan bulan."

Presiden Trump sama sekali tidak menyampaikan penyesalan atas kerusuhan di Capitol beberapa minggu lalu, di mana lima orang tewas.

Sebelumnya pada Selasa (19/1), pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell, mengatakan massa itu diprovokasi oleh presiden dan orang-orang kuat lainnya.

Trump kemudian memuji kebijakannya terkait pemotongan pajak, deregulasi, kesepakatan perdagangan, pembangunan kembali militer, dan penarikan dari kesepakatan iklim Paris.

Secara internasional, dia mengklaim bahwa AS telah merevitalisasi aliansi dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan China. (The Guardian)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan