Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan menginvestigasi Biro Penyidik Federal (FBI) terkait dugaan spionase terhadap tim kampanye pencalonan presiden, Donald Trump. Itu bertujuan untuk mengungkap motif politik jika aksi spionase tersebut benar dilakukan.
Perintah pemeriksaan FBI itu langsung diungkapkan Presiden AS Donald Trump. Dia sangat khawatir jika presiden sebelumnya Barack Obama, memerintahkan FBI untuk memata-matai tim kampanyenya.
“Jika ada orang yang melakukan infiltrasi atau menggelar aksi spionase terhadap kampanye kepresidenan untuk tujuan yang tidak tepat, kita harus mengetahuinya dan mengambil langkah yang tepat,” ujar Deputi Jaksa Agung Rod Rosenstein, dilansir Al Jazeera.
Trump telah meminta Departemen Kehakiman untuk melihat kemungkinan infiltrasi atau spionase yang dilakukan FBI atau Departemen Kehakiman terhadap tim kampanyenya pada 2016. Dia menekankan, penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah ada pejabat dari pemerintahan Barack Obama memerintahkan aksi spionase.
“Saya ingin meminta dan memerintahkan secara resmi, bahwa Departemen Kehakiman harus melihat mendalam apakah FBI atau Departemen Kehakiman melakukan infiltrasi terhadap Kampanye Trump untuk tujuan politik,” kata suami Ivanka ini.
Penyidikan itu sendiri dilakukan usai pengumuman Robert Mueller yang mengungkap kolusi antara pemerintahan Rusia dan tim kampanye Trump. Sebagai bentuk kemarahan, Trump menyebut penyidikan Mueller sebagai “perburuan penyihir” dan tidak akan menemukan kolusi dengan Rusia.
Mueller ditunjuk Departemen Kehakiman untuk menyelidiki intervensi Rusia pada pemilu 2016 yang dimenangkan Trump. Mueller telah memeriksa 22 orang dan perusahaan.
“Banyak bukti valid kalau tim kampanye Trump berasosiasi dengan pejabat asing,” kata Bruce Fein, mantan deputi jaksa agung AS, kepada Al Jazeera. Dia mengungkapkan FBI menarget tim kampanye Trump karena ambisi politiknya akan menjadi masalah yang nyata.
“Kita tidak mempunyai bukti kalau FBI melakukan infiltrasi dengan mempekerjakan orang untuk Trump dan mendapatkan akses rahasia tentang Trump,” kata Fein.
Tahun lalu, Trump juga menuding Obama menyadap ponselnya, meskipun tidak ada tuduhan hal tersebut. “Trump melakukan tuduhan yang tidak berdasar," ujarnya.