close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan kepada media setelah pidato langsung kebijakan kedua menjelang pemilu di Taipei, Taiwan, Rabu (25/12). ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang
icon caption
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan kepada media setelah pidato langsung kebijakan kedua menjelang pemilu di Taipei, Taiwan, Rabu (25/12). ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang
Dunia
Minggu, 12 Januari 2020 00:19

Tsai Ing-wen kembali menangi Pilpres Taiwan

Capres petahana dari Partai Progresif Demokratik itu berhasil mendulang 57% suara.
swipe

Tsai Ing-wen kembali mendapat mandat sebagai Presiden Taiwan setelah memenangi pilpres pada Sabtu (11/1). Capres petahana dari Partai Progresif Demokratik (DPP) berhasil mendulang 57% suara dari total 96% suara dihitung.

Komisi Pemilu Taiwan menyatakan Tsai mengungguli pesaingnya, Han Kuo-yu dari Partai Koumintang, di posisi kedua dengan perolehan 38% suara. Sementara, Ketua People's First Party (PFP) James Soong mendapatkan 4%.

Kemenangan capres petahana berusia 63 tahun itu diyakini sebagian besar datang dari para pemilih muda yang menaruh harapan pada pemerintahannya untuk terus melawan China. Pasalnya, Beijing berupaya untuk menyatukan diri dengan Taiwan, dan menganggapnya sebagai pulau yang memberontak.

Kemampuan Pemerintahan Tsai dalam menjaga performa ekonomi Taiwan di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China turut melambungkan popularitas Tsai. 

Selain itu, banyak yang menilai bahwa perolehan Tsai yang tinggi didorong oleh pernyataan provokatif Presiden China Xi Jinping pada awal Januari. Dia menyarankan penggunaan kerangka kerja "Satu Negara, Dua Sistem" serta menyatakan tidak menyampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan kembali bersatu bersama Tiongkok.

Sukses Tsai dalam pemilu kali ini dinilai sebagai capaian yang luar biasa, mengingat partainya pernah dikalahkan oleh Kuomintang dalam pemilu lokal pada November 2018.

Hubungan antara Taipei dan Beijing memang memburuk sejak Tsai menjabat pada Mei 2016. Hal ini terlihat dari manuver China yang secara konsisten berupaya mengisolasi Taiwan dengan menarik tujuh sekutu diplomatik resmi Taiwan ke Beijing sejak Tsai menjabat.

Pemerintahan Tsai kemungkinan akan berupaya mempertahankan status quo dengan China selama empat tahun ke depan.

"Kami tidak menyampingkan kemungkinan diskusi atau dialog atau pertemuan antara Taiwan dan China," tutur Menteri Luar Negeri Joseph Wu kepada wartawan asing sebelum pemilihan.

"Tapi, pertemuan atau dialog semacam ini perlu dilakukan tanpa prasyarat," pungkasnya. (Nikkei)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan