close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan saat keduanya bertemu di resor Laut Hitam di Sochi, Rusia, Selasa (22/10). ANTARA FOTO/Sergei Chirikov/Pool via REUTERS
icon caption
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan saat keduanya bertemu di resor Laut Hitam di Sochi, Rusia, Selasa (22/10). ANTARA FOTO/Sergei Chirikov/Pool via REUTERS
Dunia
Selasa, 12 November 2019 10:00

Turki: 365.000 pengungsi Suriah kembali ke tanah air mereka

Presiden Erdogan menegaskan bahwa Turki akan berupaya agar lebih banyak pengungsi Suriah bisa pulang
swipe

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (10/11) mengatakan, 365.000 pengungsi telah kembali ke tanah air mereka di Suriah.

"Para pengungsi Suriah tersebut sudah pulang ke wilayah yang telah diamankan Turki melalui operasi antiterornya," kata Recep Tayyip Erdogan di Pusat Kebudayaan dan Kongres Nasional Betepe di Ankara.

Erdogan menegaskan bahwa Turki akan berupaya agar lebih banyak pengungsi Suriah bisa pulang, baik dengan menyelenggarakan pertemuan donor internasional maupun melalui beberapa proyek percontohan.

"Turki telah mengamankan satu daerah seluas lebih dari 8.100 kilometer persegi di Suriah utara bagi kepulangan mereka," sebut Erdogan. 

Dia mengatakan pengamanan itu dicapai melalui operasi militer lintas perbatasan yang dilakukan Turki di Suriah. Erdogan merujuk pada Operasi Perisai Eufrat, Cabang Zaitun dan Operasi Perdamaian Musim Semi. Dalam operasi itu, Turki melumpuhkan 3.500 anggota ISIS dan menangkap 5.500 lagi.

Pada 9 Oktober, Turki melancarkan Operasi Perdamaian Musim Semi untuk menumpas pelaku teror dari Suriah utara guna mengamankan perbatasan Turki, membantu kepulangan pengungsi Suriah secara aman dan menjamin keutuhan wilayah Suriah. 

Ankara ingin membersihkan Suriah utara di sisi timur Sungai Eufrat dari anggota PKK dan cabangnya di Suriah, YPG.

Selama lebih dari 30 tahun aksi teror melawan Turki, PKK, yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa telah menyebabkan 40.000 orang kehilangan nyawa, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi. (Ant)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan