Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok berharap vaksin coronavirus jenis baru dapat diuji coba pada pasien (human trial) dalam waktu kurang dari setahun.
"Hingga kini ada sejumlah formula dan China sedang melakukan uji coba vaksin pada hewan. Mudah-mudahan kurang dari setahun, uji coba pada pasien dapat dimulai," tutur Dubes Xiao dalam diskusi 'Coronavirus Outbreak' di Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jakarta, pada Senin (24/2).
Dia mengakui bahwa prosedur pengembangan vaksin coronavirus jenis baru melalui proses yang sangat rumit. Namun, dia yakin para dokter dan ilmuwan di Tiongkok akan terus membuat kemajuan di bidang tersebut.
"Kami terus berusaha memperbaiki formula untuk menemukan vaksin. Saya tahu ini pasti butuh waktu karena coronavirus jenis baru adalah virus baru," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia Navaratnasamy Paranietharan menyatakan bahwa sejauh ini, belum ada perawatan yang efektif untuk menangani coronavirus jenis baru.
"Ada lebih dari 80 uji klinis yang sedang berlangsung, tetapi sampai sekarang, belum ada metode pengobatan yang terbukti efektif," ujar pria yang akrab disapa Paranie itu.
Paranie mengatakan, WHO berharap dalam tiga hingga empat minggu, hasil uji klinis itu dapat memperlihatkan metode perawatan yang paling sesuai untuk menangani pasien coronavirus jenis baru. Dia menekankan bahwa sejauh ini, belum ada vaksin bagi wabah tersebut.
Menanggapi Dubes Xiao, dia menyebut bahwa vaksin yang telah diuji coba terhadap pasien masih perlu melewati proses prakualifikasi dan persetujuan dari WHO. Hal itu untuk memastikan agar vaksin tidak memiliki efek samping yang dapat membahayakan pasien.
"Uji coba vaksin terhadap pasien dapat berlangsung antara lima hingga enam bulan. Setelah itu, vaksin harus melewati proses prakualifikasi dan persetujuan dari WHO yang membutuhkan waktu yang lebih lama lagi," kata dia. "Umumnya, proses ini akan memakan waktu lebih dari setahun."