Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah meregistrasi seluruh migran Rohingya yang berada di Aceh. Jumlahnya sebanyak 99 orang.
"Saat ini, mereka semua resmi menjadi pengungsi di bawah mandat perlindungan UNHCR Indonesia," ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam pengarahan media secara virtual, Kamis (23/7).
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya tersebut merupakan 72 perempuan (31 dewasa dan 41 anak-anak) serta 27 laki-laki (16 dewasa dan 11 anak).
Menurut Retno, kesehatan para pengungsi baik dan hasil tes cepat (rapid test) dinyatakan nonreaktif coronavirus baru (Covid-19).
"Pengawasan protokol Covid-19 terus diterapkan, khususnya pada interaksi pengungsi dengan masyarakat lokal," lanjutnya.
Selain itu, tidak ditemukan masalah serius terhadap kondisi kesehatan para pengungsi perempuan dan tidak ada dalam keadaan hamil.
"Khusus bagi anak-anak, UNHCR dan UNICEF melakukan tes interest assesment dan menyediakan dukungan psycho-social dengan bantuan beberapa LSM yang memiliki pengalaman di bidang ini," katanya.
Para pengungsi Rohingya diselamatkan nelayan setempat saat memasuki perairan Aceh Utara, 22 Juni. Mereka kini menetap di tempat penampungan sementara, Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Meunasah Mee.