Uni Eropa mengusulkan bakal memberikan bantuan sebesar US$5,2 miliar untuk ukraina, setelah para diplomat bertemu dengan Zelensky di Kyiv.
Menteri Luar Negeri dari beberapa negara anggota Uni Eropa berkumpul di Kyiv. Dalam pertemuan Ketua Kebijakan Luar Negeri blok tersebut, Josep Borrell, menganggap kesepakatan ini menjadi sejarah.
Di mana, acara yang berlangsung pada Senin (2/10), berakhir dengan memberikan hingga 5 miliar euro, atau sekitar US$5,2 miliar, sebagai bantuan tambahan kepada Ukraina.
Ini adalah kontras yang mencolok dari perkembangan terbaru di Washington, di mana Kongres akhir pekan lalu, mengesahkan undang-undang pendanaan jangka pendek yang tidak termasuk bantuan tambahan untuk Ukraina untuk menghindari penutupan pemerintah.
Rusia tidak memiliki rencana untuk memobilisasi lebih banyak pasukan di Ukraina, kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu pada Selasa (3/4). "Staf Umum tidak merencanakan mobilisasi tambahan. Angkatan Bersenjata memiliki jumlah pasukan yang cukup untuk operasi militer khusus," ujar Shoigu, menggunakan istilah Rusia untuk perang di Ukraina.
"Mobilisasi sebagian" Rusia tahun lalu memicu eksodus massal pria usia berperang, dengan ratusan ribu melarikan diri dari negara tersebut, seperti yang dilaporkan oleh The Washington Post pada saat itu.
Pertemuan di Kyiv merupakan kali pertama para menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di luar wilayah Uni Eropa dan di negara yang sedang berperang, kata Borrell dalam konferensi pers. "Dengan datang ke Kyiv, para menteri luar negeri Uni Eropa, mengirimkan pesan solidaritas dan dukungan yang kuat kepada Ukraina di tengah perang yang tidak adil dan ilegal ini," tambahnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan para menteri luar negeri tentang harapan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa. "Kami akan melaksanakan semua rekomendasi," kata Zelensky, sesuai dengan laporan dari kantor Presiden Ukraina, yang merujuk kepada tujuh rekomendasi yang diterima oleh Ukraina untuk memulai negosiasi keanggotaan Uni Eropa. Dalam pidato malamnya, Zelensky menyebut Ukraina sebagai "pemimpin dalam melindungi fondasi-fondasi di mana persatuan Eropa bersandar."
Presiden Biden berusaha memberikan jaminan kepada Kyiv, dengan menyatakan harapannya bahwa Partai Republik akan "menepati janji mereka" dalam mengejar langkah-langkah terpisah yang akan mencakup lebih banyak bantuan untuk Ukraina.
Dia mengatakan dalam pertemuan Kabinet, seperti dilaporkan oleh CNN: "Kita tidak boleh, dalam keadaan apa pun, membiarkan dukungan Amerika untuk Ukraina terputus. Terlalu banyak nyawa yang dipertaruhkan, terlalu banyak anak, terlalu banyak orang."
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan keyakinannya, bahwa anggota Kongres AS akan mendukung upaya perang Kyiv meskipun tidak adanya bantuan dalam undang-undang pendanaan jangka pendek terbaru pemerintah AS.
"Kami saat ini bekerja dengan kedua belah pihak Kongres untuk memastikan hal ini tidak terulang," katanya.
Sumber: washingtonpost.com