Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengklaim mendapat dukungan dari sejumlah negara untuk menyelidiki kasus serangan senjata syaraf Rusia ke warga Inggris.
Williamson menyebut bahwa saat ini dunia bersatu dengan sikap Inggris atas peracunan mantan mata-mata Rusia dan putrinya. Williamson bahkan mengirim pesan kuat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Katanya, banyak negara saat ini meragukan kejujuran Putin, sekalipun Rusia telah membantah terlibat dalam kejadian itu.
"Yang Presiden Putin ingin lakukan adalah memisahkan Inggris dari sekutunya untuk mengatakan bahwa kita berdiri sendiri," tuding Williamson dalam kunjungannya ke Estonia seperti dikutip Antara.
Ia melanjutkan bahwa tindakan Putin tersebut jauh dari kenyataan. Sebab menurut Williamson bahwa persekutuan NATO di seberang Uni Eropa mendukung Inggris.
Pada pekan lalu, negara-negara anggota Uni Eropa dalam pertemuan puncak mereka sepakat untuk mengambil langkah-langkah hukuman tambahan terhadap Rusia atas serangan racun saraf di Inggris. Moskow langsung bersuara dan menuding kelompok negara-negara Eropa itu ikut melancarkan kampanye anti Rusia yang diarahkan oleh London.
Namun, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bukti soal kesalahan Rusia seperti yang disampaikan Perdana Menteri Inggris sangat berdasar. Merkel menjanjikan akan mengupayakan langkah-langkah baru setelah para pemimpin Uni Eropa sebelumnya sepakat untuk memanggil para duta besar mereka dari Moskow.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Macron mengatakan Eropa harus mengeluarkan tanggapan.
Sebagai dukungan terhadap PM May, Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara sepakat mengutuk serangan itu. Uni Eropa kompak menyatakan dalam pertemuan puncak di Brussel bahwa kemungkinan besar Moskow bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Rusia telah membantah berada di balik serangan terhadap bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya. Serangan diketahui menggunakan racun saraf untuk pertama kalinya di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Moskow membalas langkah Inggris, yang mengusir 23 diplomat Rusia, dengan memerintahkan tindakan serupa terhadap 23 diplomat Inggris.