Wali Kota Portland Ted Wheeler, yang juga anggota Partai Demokrat, Minggu (30/8), mengatakan bahwa Presiden Donald Trump adalah sosok yang menciptakan kebencian di Amerika Serikat.
"Apakah Anda (Trump) benar-benar bingung mengapa ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade, AS melihat tingkat kekerasan setinggi ini?" ujar Wheeler dalam sebuah konferensi pers.
Lebih lanjut, dia menyebut, "Anda adalah orang yang menciptakan kebencian dan perpecahan. Anda adalah orang yang belum menghormati para orang kulit hitam yang dibunuh oleh petugas polisi. Anda adalah orang yang mengklaim supermasi kulit putih sebagai hal yang baik," bebernya.
Selama menjabat presiden, lanjut Wheeler, Trump hanya menyebarkan ketakutan dan sentimen antidemokrasi, menciptakan kebencian dan menodai AS.
Komentar kerasnya muncul satu hari setelah seseorang tewas ditembak di pusat kota Portland dalam protes antikebrutalan polisi yang berujung bentrokan.
Selama lebih dari 90 hari berturut-turut, pengunjuk rasa di Portland turun ke jalan untuk mengecam kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial di AS.
Demonstrasi itu dipicu oleh pembunuhan George Floyd pada Mei dan kembali memanas setelah polisi menembak warga kulit hitam lainnya, Jacob Blake, pada akhir pekan lalu di Wisconsin.
"Saya sangat menyesal karena selama empat tahun terakhir, kami harus hidup dengan serangan-serangan rasialis Anda terhadap orang kulit hitam," sambung Wali Kota Wheeler.
Dia mengatakan bahwa sejak awal, rakyat AS telah mengetahui tentang sikap seksis Trump terhadap wanita, serangannya terhadap kebebasan pers, dan kebenciannya terhadap imigran.
Menanggapi pernyataan tersebut, Presiden Trump pada Minggu sore mengecam Wheeler, menyebutnya sebagai "orang aneh".
"Portland tidak akan pernah pulih jika orang bodoh menjabat sebagai wali kota," kata Trump.
Presiden Trump kemudian menegaskan bahwa masyarakat di Portland, sama seperti seluruh warga AS, hanya ingin hukum dan ketertiban ditegakkan di wilayah mereka.
Tidak berhenti di situ, Wheeler kemudian segera membalas tanggapan Trump. "Presiden Trump, Anda tidak membawa perdamaian. Anda tidak menghormati demokrasi kami. Anda perlu melakukan tugas Anda sebagai pemimpin bangsa ini dan saya akan melakukan tugas saya sebagai wali kota," ujar dia.