Seorang warga kulit hitam di Brasil tewas diduga karena kehabisan napas. Peristiwa ini memicu kemarahan massal karena penyebabnya adalah perlakuan polisi yang berlebihan terhadap korban.
Pria kulit hitam itu tewas dengan sesak napas oleh dua petugas Polisi Jalan Raya Federal Brasil yang memeganginnya di dalam bagasi SUV yang dipenuhi asap. Video peristiwa itu beredar di internet dan langsung memantik kemarahan di mana-mana.
Video polisi di Umbauba, di negara bagian timur laut Sergipe itu menunjukkan petugas secara paksa menjaga Genivaldo de Jesus Santos, 38, di belakang kendaraan polisi mereka sementara asap putih, yang tampaknya gas air mata, muncul dari SUV.
Pria itu dapat terdengar berteriak dan kakinya, yang mencuat dari SUV, menendang beberapa saat, hingga akhirnya berhenti bergerak. Para petugas tampak tidak terganggu oleh para penonton yang mengelilingi mereka.
Media sosial meletus karena gambar-gambar itu, dan lusinan orang berkumpul untuk melakukan unjuk rasa, di mana mereka memblokir jalan dan membakar ban, Rabu (26/3).
"Penduduk sangat marah," kata seorang pria dalam video protes yang diposting di Twitter. "Mereka membunuh pria itu!" yang lain memberi tahu orang banyak melalui pengeras suara.
Dalam sebuah pernyataan, Polisi Jalan Raya Federal mengatakan pria itu telah menunjukkan perilaku agresif dan "secara aktif melawan" petugas yang menariknya. Para agen melumpuhkannya, kata pernyataan itu, kemudian menggunakan "instrumen dengan potensi ofensif yang lebih rendah" untuk menahannya.
Pernyataan itu mengatakan Santos jatuh sakit saat dia dibawa ke kantor polisi dan dibawa ke rumah sakit, di mana kematiannya dikonfirmasi.
Otopsi awal menyimpulkan pria itu meninggal karena gagal napas karena "asfiksia mekanis,". George Fernandes, juru bicara lembaga forensik negara bagian Sergipe, mengatakan hal itu kepada The Associated Press.
Forum Keamanan Publik Brasil, sebuah kelompok independen, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa insiden itu mengejutkan masyarakat Brasil karena tingkat kebrutalannya, memperlihatkan kurangnya kesiapan lembaga untuk menjamin bahwa agennya mematuhi prosedur dasar.
Presiden Jair Bolsonaro mengatakan dia akan mencari tahu dari Polisi Jalan Raya Federal apa yang terjadi. Dia juga menyebutkan insiden terpisah dua minggu lalu ketika seorang pria menembak dua petugas jalan raya yang sedang bertugas.
Polisi Federal membuka penyelidikan. Lembaga forensik harus menyerahkan laporan terakhirnya yang lebih mendalam kepada Polisi Federal dalam waktu 10 hari.
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah petugas polisi jalan raya berpartisipasi dalam operasi di Rio de Janeiro yang menewaskan lebih dari 20 orang. Polisi mengatakan mereka tidak punya pilihan selain menggunakan kekuatan mematikan, tetapi laporan dari warga yang dipublikasikan di media lokal telah menimbulkan keraguan atas klaim itu.(outlookindia)