close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang pria memakai masker berjalan melewati mural seorang perawat di London, Inggris, Selasa (21/4), di tengah pandemik Covid-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls
icon caption
Seorang pria memakai masker berjalan melewati mural seorang perawat di London, Inggris, Selasa (21/4), di tengah pandemik Covid-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls
Dunia
Jumat, 24 April 2020 11:54

WTO: 80 negara batasi ekspor peralatan medis

Pembatasan dilakukan oleh 72 anggota WTO dan delapan negara nonanggota.
swipe

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Kamis (23/4) melaporkan bahwa 80 negara dan wilayah pabean telah melarang atau membatasi ekspor peralatan medis seperti masker, alat pelindung diri (APD), sarung tangan, dan barang-barang lainnya untuk mengatasi kekurangan pasokan di tengah pandemik Covid-19.

"Meskipun langkah-langkah pembatasan ekspor dapat dimaklumi, kurangnya kerja sama internasional di bidang-bidang tersebut berpotensi berdampak buruk bagi negara-negara yang bergantung pada impor produk medis," jelas WTO. "Tindakan seperti itu juga berisiko memicu gangguan pasokan yang dibutuhkan."

WTO menyebut, pembatasan dilakukan oleh 72 anggota WTO dan delapan negara nonanggota. Namun, hanya 13 negara anggota yang melaporkan telah memberlakukan pembatasan pada organisasi tersebut.

Dalam laporannya, WTO memperingatkan bahwa kurangnya transparansi tentang pembatasan ekspor dan kegagalan untuk bekerja sama secara internasional dapat merusak upaya memperlambat penyebaran coronavirus jenis baru.

Larangan dan pembatasan ekspor pada umumnya dilarang di WTO, walaupun ada pengecualian yang memungkinkan tindakan sementara untuk mengatasi kekurangan bahan pangan atau produk penting lainnya yang dibutuhkan pihak pengekspor.

Pembatasan perjalanan telah memperlambat aliran barang yang dibutuhkan untuk memerangi pandemik. Laporan WTO menyatakan bahwa pembatasan ekspor mempersulit pemerintah dan bisnis untuk menyesuaikan keputusan pembelian dan mencari pemasok baru.

Pekan lalu, Amerika Serikat meminta China untuk merevisi peraturan baru kontrol kualitas ekspor APD setelah ada keluhan bahwa kebijakan tersebut menjadi penghalang pasokan datang tepat waktu.

Sementara Prancis memperluas daftar obat-obatan yang menghadapi pembatasan ekspor meskipun Uni Eropa menentangnya karena khawatir pembatasan dapat menyebabkan kekurangan pasokan di negara-negara lain.

WTO menyatakan, pembatasan ekspor dapat mendorong negara lain untuk melakukannya dan mengurangi persediaan peralatan medis.

"Efek jangka panjangnya bisa signifikan," jelas laporan WTO.

WTO memperingatkan, pembatasan ekspor dapat mengganggu rantai pasokan serta memicu tarif tambahan dan hambatan nontarif.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan