Aktivis antikorupsi yang juga seorang pengacara berhaluan liberal Zuzana Caputova memenangkan pilpres Slovakia, menjadikannya presiden wanita pertama di negara itu.
Caputova yang nyaris tidak memiliki pengalaman politik, mengalahkan diplomat terkemuka Maros Sefcovic, yang dinominasikan oleh partai yang berkuasa dalam putaran kedua pada Sabtu (30/3).
Perempuan berusia 45 tahun itu tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya di Slovakia, tapi juga di Hongaria, Ceko, Roma, dan masyarakat Rutenia, sebagai wujud persatuan dengan kelompok-kelompok minoritas di negara-negara tersebut dan penolakan terhadap retorika nasionalis yang populer di beberapa negara tetangga.
"Saya senang bukan hanya pada hasilnya tetapi terutama bahwa adalah mungkin untuk tidak menyerah pada populisme, untuk mengatakan kebenaran, untuk meraih perhatian tanpa harus menggunakan kata-kata yang agresif," kata Caputova dalam pidato kemenangannya pada Sabtu.
Caputova mencap pilpres sebagai perjuangan antara yang baik dan jahat.
Pilpes kali ini kental isu pembunuhan seorang jurnalis investigasi bernama Jan Kuciak. Pria itu tengah menyelidiki kaitan antara sejumlah politikus dan kejahatan terorganisir ketika dia ditembak di rumah bersama dengan tunangannya pada Februari 2018.
Caputova mengatakan bahwa pembunuhan Kuciak merupakan salah satu alasan dia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, yang hanya menjalankan peran untuk seremonial di negara itu.
Sefcovic yang dicalonkan oleh Partai Smer-SD, yang dipimpin oleh Robert Fico, yang dipaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pascapembunuhan Kuciak, meraih suara 42%. Sementara Caputova menang dengan raihan suara 58%.
Sosok Caputova menjadi terkenal secara nasional sebagai pengacara ketika dia memimpin sebuah kasus melawan TPA ilegal yang berlangsung selama 14 tahun.
Caputova merupakan seorang janda cerai dan ibu dua anak. Dia maju dalam pilpres dari Partai Progresif, yang tidak memiliki kursi di parlemen.
Di negara di mana pernikahan sesama jenis dan adopsi belum sah, pandangan liberal Caputova membuatnya mendukung promosi hak-hak LGBTQ+. Adapun sosok yang dikalahnya, Sefcovic, merupakan wakil presiden Komisi Eropa.
Pada babak pertama, Caputova memenangkan 40% suara dan Sefcovic meraih kurang dari 19% suara.
Sejumlah kepala negara, termasuk tetangga Slokia, yaitu Austria dan Ukraina telah menyatakan dukungan mereka kepada Caputova di media sosial. Caputova akan dilantik sebagai presiden wanita pertama pada 15 Juni ketika Presiden Andrej Kiska menyelesaikan masa jabatannya. (BBC dan CNN)