Seiring perkembangan zaman dan perubahan teknologi yang cepat, memiliki dua pekerjaan dan bisnis sampingan adalah hal yang menjadi tren.
Dalam survei terbaru di Inggris, satu dari empat orang yang memiliki pekerjaan utama punya sedikitnya satu proyek sampingan. Dan itu berkontribusi besar terhadap ekonomi Inggris.
Fenomena itu disebut dengan "kesibukan sampingan". Itu akan menjadi sangat umum pada satu dekade mendatang atau sekitar 2030 di mana separuh penduduk Inggris akan memiliki bisnis selain bekerja di suatu perusahaan.
Fenomena itu awalnya berkembang luas di New York dan Silicon Valley. Namun kini sudah tumbuh dan menyebar ke Inggris dan negara Barat lainnya. Bahkan ini sudah menjadi hal yang umum di Indonesia.
Menurut kajian yang dilakukan Henley Business School, memiliki pekerjaan dan bisnis sampingan mampu meningkatkan pendapatan minimal 20 persen.
"Memiliki pekerjaan sampingan bukan hal mudah," kata Profesor Green, yang bekerja sebagai musisi, sutradara film dokumenter, dilansir The Independent pada Kamis (19/7). Dia mengungkapkan, pekerjaan atau bisnis sampingan membutuhkan persiapan, ide, dan komitmen.
Bagaimanapun, memiliki pekerjaan kedua, bukan sebagai bentuk pelarian dari rutinitas harian yang membosankan. Bahkan, mayoritas orang yang memiliki bisnis dan pekerjaan sampingan justru menjadikan mereka lebih senang dengan pekerjaan utamanya.
"Setelah lulus dari kuliah musik, saya juga bekerja sebagai brand strategist di sebuah perusahaan iklan di London," kata Peter Thickett, 24. Dia mengungkapkan, pekerjaan itu tidak mengorbankan passion saya di bidang musik. "Saya juga ingin mengeksplorasi dunia marketing dan iklan," ungkapnya.
Peter memilih mendirikan Ante Terminum Productions bersama seorang kawan dari sebuah universitas. Perusahaan itu memproduksi musik dan drama. "Saya justru tidak memiliki keinginan meninggalkan pekerjaan full time saya," ungkap Peter.
Dalam pandangan Naeema Pasha, Direktur Karier di Henley Business School, pekerjaan sampingan memberikan orang memiliki perasaan mengontrol karier mereka sendiri. "Dengan begitu, mereka tidak memberikan kekuatan kariernya pada sebuah perusahaan saja," ujar Naeema.
Salah satu alasan orang memiliki pekerjaan sampingan atau bisnis sampingan adalah meningkatnya ketidakpastian di dunia kerjanya. Itu menjadikan orang menciptakan jalur sendiri agar tidak mengandalkan pendapatan reguler dan pertumbuhan karier.
"Perusahaan yang menawarkan karier sepanjang hidup justru tidak menawarkan keamanan dan kemapanan," ungkap Naeema.
Ditambahkan oleh pendiri Entreprise Nation, Emma Jones, pemerintah harus mendukung gerakan generasi yang memiliki pekerjaan sampingan dengan infrastruktur bisnis yang matang. Itu akan menciptakan entrepreneur mengambang di mana mereka aktif pada malam hari dan weekend.
"Pemerintah akan sangat diuntungkan karena kesempatan kerja akan luas dan semakin kreatif," kata Jones. Untuk itu, sambung dia, pemerintah sebaiknya mendukung struktur finansial dan legalitas bagi mereka yang mengembangkan pekerjaan dan bisnis sampingan.