Pada 2020-an diprediksi bakal jadi masa keemasan buat Generasi Z alias Gen Z. Pasalnya, kini Gen Z sudah beranjak dewasa, lulus kuliah, dan memasuki dunia kerja.
Nah, untuk para Gen Z, ada dua hal yang perlu kamu kuasai supaya bisa memanfaatkan tahun keemasan ini. Dua hal tersebut adalah kemampuan untuk jadi kritis dan kreatif. Lalu, gimana caranya supaya bisa menguasai dua hal itu? Ari Lesmana, vokalis Fourtwnty yang juga merupakan POCO Icon, membagikan empat tips berikut supaya kamu bisa berpikir kritis dan kreatif seperti disampaikan dalam pers rilisnya.
1. Konsistensi
Buat Ari, konsistensi itu adalah kunci penting supaya bisa berpikir kritis dan kreatif. Dari kelas 4 SD, Ari punya mimpi untuk menjadi musisi, tetapi jalan yang terbuka baginya adalah menjadi pegawai perusahaan. Meski demikian, Ari tidak menyerah sama mimpinya. Ia terus mendobrak membuka jalan dan akhirnya sampai ke tujuannya, yaitu menjadi penyanyi top.
2. Fokus pada sesuatu, untuk jadi sesuatu
Ada satu hal simpel yang membuat Ari Lesmana bisa menjadi seorang musisi dengan karya yang luar biasa serta akademisi yang baik. Ia melakukan apa yang dilakukan dengan fokus dan sepenuh hati. Pentingnya melakukan sesuatu dengan fokus dan sepenuh hati tak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, Ari pernah bilang bahwa jika kamu melakukan sesuatu, apa pun itu, dengan sepenuh hati, kamu akan menemukan jalan dan menjadi yang terbaik di bidang itu.
“Aku sempat ingin keluar dari Fourtwnty. Cuma, ada poin di mana teman-temanku bilang ‘Ketika kamu fokus sama sesuatu, kamu akan jadi sesuatu. Bahkan, kalau kamu misal cuma dagang kerupuk, tetapi kalau kamu benar-benar expert di kerupuk, kamu pasti bisa jualan ke seluruh dunia.’ Makanya, ketika kamu yakin, bersungguh-sungguh, kamu pasti akan jadi sesuatu,” ucap Ari.
3. Aksi dan kreasi
Hal lain yang tak kalah penting bagi Ari Lesmana untuk bisa menjadi sukses adalah berani beraksi dan berkreasi. Keberanian itu Ari terapkan bersama Fourtwnty, yang memang tidak memiliki agensi tersendiri. Menurut Ari, tidak adanya ikatan itulah yang membuat Fourtwnty bisa terbang bebas berkreasi dan kini digandrungi oleh banyak pecinta musik di Indonesia.
“Fourtwnty itu bisa dibilang yatim piatu. Enggak ada yang menolong kami selain diri kami sendiri. Sama seperti POCO yang akhirnya berdiri sendiri,” ucap Ari.
4. Fokus pada fungsi, bukan gengsi
Sebagai Gen Z yang memang masih muda, mungkin kamu tertarik pada barang-barang yang bisa meningkatkan gengsimu. Namun, Ari bilang bahwa itu adalah hal yang salah. Yang terpenting dalam suatu barang, utamanya yang ingin kamu beli dengan harga mahal, adalah fungsinya.
Ari tentu punya pengalaman dengan hal itu. Sebagai musisi top, ia bisa saja membeli gitar atau alat musik apapun yang harganya selangit demi gengsi. Namun, ia memilih untuk menahan keinginan itu dan fokus menggunakan alat musik yang secukupnya sesuai fungsi.