Ada yang mengatakan uang bukanlah segalanya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa segalanya membutuhkan uang. Sebagai instrumen yang penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari, penting bagi kita untuk memahami cara mengelola keuangan.
Sedangkan, di Indonesia sendiri literasi dan inklusi keuangan tercatat masih rendah. Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), orang Indonesia yang melek keuangan baru mencapai 38% atau sebanyak 102,6 juta.
Sebagai bentuk dukungan terhadap tingkat literasi keuangan di Indonesia, Flip, aplikasi transfer antarbank tanpa biaya admin, menginisiasi program literasi keuangan. Pada kesempatan ini Flip menghadirkan perencana keuangan independen, Ruisa Khoiriyah untuk memberikan tips cermat dan hemat mengelola keuangan. Apa saja?
1. Kenali dan bedakan antara kebutuhan dan keinginan
Mengenali hal apa yang betul-betul dibutuhkan dalam menjalani aktivitas sehari-hari merupakan hal paling mendasar dalam pengelolaan keuangan. Berbeda dengan kebutuhan, keinginan merupakan kebutuhan berlebih yang sifatnya tidak mengikat dan tidak harus dipenuhi. Penting untuk mengenali perbedaan antara kedua hal ini agar dapat mengutamakan kebutuhan.
2. Pahami tiga jenis kebutuhan
Kebutuhan pribadi umumnya dibagi menjadi tiga kelompok secara berurutan, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer atau pokok menyangkut hajat hidup, yaitu sandang, papan, dan pangan. Setelah kebutuhan primer terpenuhi, kebutuhan sekunder yang berfungsi menambah kebahagiaan dapat mulai diraih, seperti kendaraan pribadi, kulkas, atau telepon genggam. Yang terakhir, kebutuhan tersier yang ada pada barang dan jasa yang mewah, seperti mobil mewah atau liburan keluar negeri.
Dalam memenuhi prioritas kebutuhan ini, Ruisa menyarankan untuk mengatur dengan membuat skala prioritas secara berurutan.
3. Belanja dan pengeluaran tidak melebihi pendapatan
Penting untuk memahami prioritas anggaran agar dapat mengatur dan mengalokasikan pengeluaran. Setelah kebutuhan rumah tangga, biaya hidup, dan cicilan, sisa anggaran yang masih memadai perlu ditabung untuk dijadikan dana darurat sebagai persiapan masa depan.
Ruisa juga menekankan pentingnya memiliki porsi khusus untuk kebutuhan sosial dan sedekah sebagai manusia yang hidup bermasyarakat.
4. Manfaatkan aplikasi keuangan
Di era teknologi ini telah tersedia berbagai layanan keuangan yang dapat membantu mewujudkan hidup hemat, mulai dari e-wallet hingga aplikasi pengelola keuangan. Selain itu, ada juga aplikasi seperti Flip yang dapat menghadirkan solusi transfer antar bank dan top-up e-money yang bebas biaya admin.
Jika diakumulasikan, total biaya admin yang biasanya dibayarkan ini dapat ditabung dan dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari lainnya.
5. Kelola pendapatan tidak tetap
Rumus 50%:30%:20% dapat dimanfaatkan untuk mengelola keuangan secara lebih cermat dan hemat, terutama bagi orang-orang dengan pendapatan yang tidak tetap.
Gunakanlah 50% dari total pendapatan untuk kebutuhan rumah tangga, 30% untuk cicilan hutang, dan 20% ditabung untuk keperluan dana darurat.