close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 15 November 2022 22:08

55 dalang meriahkan pentas seni Hari Wayang sedunia

Pemerintah dan masyarakatnya memiliki perhatian khusus bagi upaya perlindungan dan pemanfaatan seni budaya khususnya di bidang pedalangan.
swipe

Dewan Kesenian dan Persatuan Pedalang Indonesia (Papadi) Kabupaten Klaten menyelenggarakan Pentas Seni Wayang Kulit untuk memperingati Hari Wayang Dunia ke VIII. Pentas Seni tersebut berlangsung di Halaman Gedung Sunan Pandanaran RSPD Klaten, Senin (14/11). Pertunjukan Pentas Seni Wayang Kulit tersebut digelar selama 5 hari pada tanggal 13,14,17,18 dan 19 November 2022 yang menghadirkan sebanyak 55 dalang dengan tema Malayang Hayu.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Klaten Suwito Radyo memaparkan, Kabupaten Klaten kondang dengan Kota Dalang. Menurutnya pemerintah dan masyarakatnya memiliki perhatian khusus bagi upaya perlindungan dan pemanfaatan seni budaya khususnya di bidang pedalangan.

“Tema peringatan tahun ini adalah Malayang Hayu yang memiliki konsep wayang sebagai sumber kedamaian, wayang hendaknya memposisikan keragaman dan perbedaan karya seni menjadi pilar penyangga bangsa dalam mewujudkan keselarasan dan keharmonisan negara yang kuat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan wayang selain menjadi sarana komunikasi dan edukasi, juga harus mampu menjadi pemersatu dari keniscayaan perbedaan budaya sehingga tetap terpelihara semangat patriotisme dan nasionalisme yang mengapresiasi keberagaman untuk kepentingan pembangunan.

Sementara itu dalam sambutan Bupati Klaten yang disampaikan oleh Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya mengungkapkan, sudah sepantas bangsa Indonesia bangga sekaligus bersyukur telah diwarisi mahakarya budaya yang telah diakui dunia yaitu wayang.

“Melalui peringatan ini wayang selalu terjaga kelestariannya, peringatan ini sebagai langkah stategis dalam rangka membumikan wayang di bumi nusantara sekaligus mengangkat setinggi -tingginya derajat wayang di tingkat dunia,” paparnya.

Selanjutnya, Yoga Hardaya menambahkan sebagaimana diketahui bahwa pada 7 November 2003, UNESCO telah mengakui wayang Indonesia sebagai mahakarya dunia. Oleh karena itu melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018 pemerintah menetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional. Kedua nya saling menguatkan dalam rangka satu tujuan yakni wayang tetap lestari berkembang dan agung tanpa meninggalkan adi luhurnya.

“Melalui pentas ini khususnya bagi generasi muda harus mendekatkan diri dengan akar budaya daerah yang kita miliki. Acara pentas kolaborasi menjadi salah satu bukti komitmen Pemerintah Kabupaten Klaten dan juga bukti kepedulian para seniman didorong para pihak penyelenggara untuk terus melestarikan kebudayaan. Semangat kecintaan kebudayaan ini harus terus dijaga dan dipupuk untuk sepatutnya dikenalkan dan diwariskan kepada anak cucu kita. Semoga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar sehingga makna dari kebudayaan yang akan dipentaskan dapat terserap oleh masyarakat Kabupaten Klaten,” pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut turut diserahkan penghargaan Kategori Pelestari Wayang, yang terdiri dari penghargaan Dalang Anak, Dalang Muda, Dalang Sepuh, Dalang Ruwat, Dalang Perempuan, Penata Wayang Klaten, Penyungging Wayang Klaten, Pesinden Wayang Kulit, Pengrawit Muda dan Penghargaan Kategori Pengembangan Cipta Karya Wayang yang terdiri dari penghargaan Wayang Tauhid, Wayang Golek, Wayang Kancil, Wayang Relief, Wayang Sandusa, Wayang Sabdo, Wayang Berbicara, Wayang Sampah, Wayang Srawung, Wayang Babat, Wayang Tutur.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan