close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 16 Oktober 2017 16:31

6 hal yang membahayakan kesehatan vagina. Apa saja?

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang memengaruhi kesehatan vagina.
swipe

Mayoritas wanita memang tampak sadar dan waspada akan beberapa hal yang dapat membahayakan vagina, seperti sering berganti pasangan seksual dan tidak melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Namun masih ada hal lain, yang dapat membahayakan kesehatan vagina, yang justru luput dari perhatian wanita. Apa saja hal lain itu? Berikut ulasannya seperti dilansir dari WebMD.

1.    Merokok

Ada begitu banyak alasan untuk menjauhkan rokok dari hidup Anda. Salah satu alasan wanita harus menghindari rokok karena kebiasaan buruk ini dapat memicu kanker serviks. Sebuah penelitian bahkan telah menemukan keberadaan karsinogen dari rokok di lendir leher rahim wanita. 
Rokok memang membawa banyak dampak buruk bagi tubuh. Tidak hanya membahayakan kesehatan jantung dan paru-paru, tetapi merokok juga bisa membunuh wanita di usia 20 dan 30 tahun melalui kanker serviks.

2.    Diabetes

Diabetes bisa memengaruhi seluruh bagian tubuh, termasuk vagina. Banyak wanita tidak menyadari hal ini. Beberapa infeksi jamur bisa menjadi gejala pertama diabetes pada wanita. Kadar gula yang tinggi di dalam darah memicu pembentukan “area makan yang nikmat” bagi jamur, terutama di vagina. Wanita dengan diabetes yang kurang terkontrol sering sulit mengatasi infeksi jamur yang muncul terus-menerus.

3.    Obesitas

Semakin besar ukuran perut, semakin berat pula tekanan pada otot panggul, kandung kemih, dan vagina. Semua tekanan ekstra ini bisa menambah gejala pelvic prolapse, seperti bocornya urine saat batuk atau bersin. Menurut situs HelloSehat, pelvic prolapse sendiri merupakan kondisi di mana otot dan ligamen yang menyokong organ-organ di sekitar daerah panggul melemah. Jika kamu bisa menurunkan berat badan dan menguatkan otot panggul, biasanya gejala dari pelvic prolapse dapat membaik.

Obesitas juga mempersulit wanita untuk hamil dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia. Selain itu, obesitas dapat meningkatkan risiko kanker endometrium (rahim).

4.    Terlalu berlebihan saat membersihkan vagina

Kebersihan itu penting, namun ada beberapa organ tubuh yang tak perlu dibersihkan secara berlebihan seperti vagina. Kamu dapat membersihkan vagina dengan cara membasuh menggunakan air. Vagina tidak memerlukan sabun atau cairan pembersih khusus, sebab organ intim wanita ini dapat membersihkan dirinya sendiri melalui cairan vagina.

Memang sih, pemakaian cairan pembersih khusus dapat membersihkan area vagina. Namun sayang, cairan khusus ini benar-benar membersihkan semua, termasuk bakteri baik yang bertugas melindungi vagina. 

5.    Sembelit

Letak vagina dan rektum sangat berdekatan. Konstipasi kronis dapat melemahkan dinding diantara vagina dan rektum, sehingga bisa menimbulkan rectocele. Melansir AloDokter, rectocele merupakan kondisi menonjolnya organ usus besar ke arah vagina. Rectocele dapat menimbulkan tekanan di panggul, menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan, dan sulit buang air besar. Oleh karena itu, kamu harus memperbanyak konsumsi air, sayuran, dan serat untuk mengatasi dan menghindari sembelit. Jika masih menjadi masalah, sebaiknya kamu membicarakan hal ini dengan dokter. 

6.    Olahraga

Olahraga memang sangat baik untuk jantung, otot, dan mood kamu. Namun berlama-lama duduk usai olahraga dengan pakaian yang masih basah karena keringat dapat berdampak buruk bagi vagina. Celana yang basah dapat menjadi tempat jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Sama halnya bila duduk terlalu lama di tepi kolam renang usai berenang. Jangan gunakan hal ini sebagai alasan untuk tidak berolahraga. Kamu hanya perlu segera mengganti pakaian setelah olahraga, meski tidak sempat mandi usai berkeringat.

Demikian tadi beberapa kebiasaan yang memberikan dampak buruk bagi vagina. Agar kesehatan vagina senantiasa terjaga, kamu juga perlu memeriksakan diri seperti melakukan pemeriksaan pap smear. Mengutip situs AloDokter, pemeriksaan pap smear sebaiknya diambil tiap dua tahun sekali dimulai dari usia 21 tahun. Setelah usia 30, tes ini dapat diambil tiap tiga tahun sekali.

img
Alia Kirana
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan