Saat kamu sedang berpergian ke sebuah toko. Lalu secara tidak sengaja memeriksa ponsel mu, kemudian muncul iklan terkait toko yang kamu sambangi.
Bagaimana perasaan mu? Khawatir atau merasa takjub dengan mudahnya ponsel melacak keberadaan mu?
Sebuah survei yang dilakukan perusahaan analisis bisnis dan pasar Taylor Nelson Sofres (TNS) di 56 negara dengan 70.000 responden menyebut, kondisi tersebut rupanya telah menjadi masalah bagi banyak orang di Amerika Serikat (AS).
Informasi tentang di mana kita berada, apa yang kita sukai dan siapa teman kita. Telah menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi banyak orang.
Hasil survei menunjukkan, sebanyak 60% konsumen di AS prihatin dengan makin terbukanya informasi yang didapat dari sejumlah perusahaan. Kepala Kantar TNS Michael Nicolas mengatakan bahwa orang-orang saat ini amat curiga betapa mudahnya mendapatkan perusahaan mengakses informasi pribadi seseorang.
"Konektivitas antara konsumen dengan sebuah iklan atau merek dari perusahaan sebagai bagian dari promosi sebuah merek ke data pribadi, khususnya di e commarce. Kondisi tersebut telah mengikis kepercayaan konsumen dan bukan membangunnya," tukas Nicolas dikutip CNBC.
Laporan TNS yang diberi nama Connected Life menyebut rata-rata 40% orang di dunia memperhatikan jumlah informasi pribadinya kerap digunakan untuk iklan. Hal ini terjadi di negara Eropa Utara dan Eropa Barat, Amerika Latin dan negara-negara di Asia yang sedang berkembang. Pun juga terjadi di AS.