"Bisakah kucing makan nasi?" Jawaban atas pertanyaan itu adalah ya, kebanyakan kucing bisa makan nasi dengan aman, meskipun ada beberapa pengecualian. Anda harus selalu bertanya kepada dokter hewan sebelum memberi makan kucing Anda makanan manusia, termasuk nasi.
Selain itu, nasi bukanlah bagian alami dari makanan kucing dan kemungkinan tidak memberi mereka manfaat nutrisi, jadi sebaiknya hindari memberi mereka makan nasi, meskipun tidak mungkin membahayakan mereka dalam jumlah kecil.
Inilah yang harus Anda ketahui tentang memberi makan nasi kepada kucing.
Kapan Nasi Buruk Untuk Kucing?
Penting untuk diketahui bahwa kucing adalah karnivora, artinya mereka mendapatkan sebagian besar kebutuhan nutrisinya dari daging yang mereka makan. Beras, paling banter, tidak perlu bagi mereka dalam kebanyakan situasi.
Terkadang kucing bisa merasa kenyang setelah makan nasi dan kehilangan nafsu makan untuk daging yang memberi mereka nutrisi yang tepat. Jika kucing makan terlalu banyak nasi terlalu sering, mereka mungkin kekurangan gizi.
Berikut adalah beberapa situasi lain di mana nasi bisa berdampak buruk bagi kucing:
Beras. Sulit dicerna dan dapat menyebabkan gas, kembung, dan sakit perut. Selain itu, nasi mentah dapat mengandung pestisida alami yang disebut lektin, yang dapat menyebabkan diare atau muntah. Ini adalah mitos urban bahwa nasi mentah akan menyebabkan perut kucing Anda meledak, tetapi kucing tetap tidak aman untuk memakannya.
Makanan baru. Beberapa kucing sangat sensitif untuk memakan makanan baru. Jika mereka tidak terbiasa dengan nasi, mereka mungkin akan muntah atau menderita masalah pencernaan. Kucing muda tidak boleh makan nasi karena dapat berdampak negatif pada perkembangannya.
Bumbu, saus, atau aditif. Garam, rempah-rempah, bawang putih, bawang merah, dan makanan lain serta bahan tambahan yang biasa dicampur dengan nasi berpotensi menjadi racun bagi kucing. Jika Anda memberi nasi kucing Anda, pastikan nasinya polos.
Pengisi makanan hewan peliharaan komersial. Beberapa makanan hewan peliharaan komersial menggunakan biji-bijian, seperti nasi, sebagai pengisi, yang memiliki sedikit nilai gizi. Jika ini mengkhawatirkan Anda, bicarakan dengan dokter hewan Anda tentang nutrisi yang tepat untuk kucing Anda.
Kapan nasi baik untuk kucing?
Nasi merah biasa dan nasi putih biasa bisa baik untuk kucing yang sakit perut, asalkan benar-benar matang.
Dokter hewan terkadang merekomendasikan untuk mencampur nasi dengan makanan kucing biasa untuk mengobati diare. Nasi dapat membantu mengencangkan kotoran kucing dan mencegah dehidrasi.
Nasi dan biji-bijian lainnya tidak boleh lebih dari 25 persen dari makanan lengkap kucing Anda. Ikuti rekomendasi dokter hewan Anda untuk memberi makan nasi kepada kucing Anda.
Apa alternatif lebih aman untuk nasi untuk kucing?
Jika Anda ingin berbagi makanan manusia dengan kucing Anda, Anda harus bertanya kepada dokter hewan pilihan mana yang aman dan sehat. Sebagian besar makanan yang Anda bagikan dengan kucing harus polos dan bebas bahan tambahan seperti garam, gula, rempah-rempah, bawang putih, bawang bombay, dan bahan lain yang mungkin beracun bagi hewan peliharaan Anda.
Dengan demikian, daging tanpa lemak biasanya merupakan pilihan yang baik. Ayam polos, hati, daging tanpa lemak, domba, dan sapi biasanya aman untuk dibagikan dengan kucing Anda. Telur dan ikan yang dimasak, seperti salmon atau tuna, juga merupakan pilihan yang baik.
Labu, labu, wortel, brokoli, pisang, blueberry, dan semangka juga sehat untuk beberapa kucing.
Jika Anda mencari cara untuk membantu mengobati kasus diare ringan kucing Anda, banyak dokter hewan akan merekomendasikan puasa sampai sistem pencernaan kucing Anda sembuh sendiri. Terkadang mereka menganjurkan untuk memperkenalkan kembali makanan secara perlahan, mungkin dengan nasi yang dicampur. Ini tergantung pada penyebab diare kucing Anda.
Labu bisa menjadi sumber serat yang baik yang akan mengencangkan kotoran kucing Anda, dan ini adalah pilihan yang aman bagi banyak orang tua hewan peliharaan untuk mengobati diare. Dokter hewan juga dapat merekomendasikan peningkatan asupan air, perubahan pola makan, menambahkan suplemen probiotik ke makanan, atau obat-obatan seperti kaolin-pektin.(cattime)