close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi keluarga./Foto AlisaDyson/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi keluarga./Foto AlisaDyson/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 07 Februari 2025 16:08

Anak ke berapa yang paling disayang orang tuanya?

Ternyata, riset menunjukkan, anak yang lebih tua diberikan kebebasan lebih.
swipe

Orang tua yang memiliki banyak anak, kemungkinan besar memiliki anak kesayangan. Meski mereka kerap menyangkal, dan menganggap semua anaknya disayang.

Studi terbaru yang dilakukan peneliti dari School of Family Life Brigham Young University (BYU) Alexander C. Jensen dan departemen sosial, kepribadian, dan psikologi Western University McKell A. Jorgensen-Wells yang diterbitkan jurnal Psychological Bulletin (2025) menemukan, adik-adik biasanya menerima perlakuan yang lebih baik dari orang tua. Sementara kakak-kakaknya sering kali diberi lebih banyak kebebasan dan tak terlalu mengontrol mereka saat tumbuh dewasa.

Di sisi lain, orang tua cenderung lebih menyukai anak perempuan ketimbang laki-laki. Kepribadian juga berperan besar. Anak-anak yang menyenangkan dan bertanggung jawab, terlepas dari urutan kelahiran atau jenis kelamin, umumnya juga menerima perlakuan yang lebih baik.

Penelitian ini memperhitungkan urutan kelahiran, jenis kelamin, temperamen, dan kepribadian untuk memprediksi anak mana yang akan disukai orang tua. Para peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam 30 studi berbeda, yang melibatkan total lebih dari 19.000 partisipan.

Para peneliti, dikutip dari Parents menulis, orang tua cenderung menyukai anak perempuan mungkin karena rata-rataa lebih mudah diasuh.

“Kebanyakan orang tua mungkin lebih mudah terhubung dengan satu anak daripada anak lainnya, entah itu karena kepribadian, urutan kelahiran, jenis kelamin, atau hal lain seperti minat yang sama,” ujar salah seorang peneliti Alexander C. Jensen, dikutip dari situs Brigham Young University.

Parents menyebut, orang tua mungkin memberikan perlakuan istimewa kepada anak-anak mereka yang lain, tanpa menyadarinya. Itulah sebabnya, para peneliti berahrap membuat mereka sadar akan perilaku anak-anaknya untuk mengenali pola keluarga yang berpotensi merusak.

Menariknya, penelitian ini menemukan, orang tua bisa mengenali saat mereka bersikap pilih kasih terhadap anak-anak mereka, tetapi anak-anak biasanya tidak.

"Perhatikan pola-pola tersebut dalam diri Anda. Perhatikan bagaimana anak-anak Anda bereaksi terhadap hal-hal yang dapat dianggap sebagai favoritisme," kata Jensen dalam situs Brigham Young University. 

Jensen mengatakan, penting untuk memahami dinamikan ini bukan hanya tentang persaingan antarsaudara, tetapi juga tentang kesejahteraan psikologis. Sebab, anak-anak yang merasa kurang disukai orang tua mereka cenderung mengalami kesehatan mental yang buruk dan terlibat dalam perilaku bermasalah di rumah atau sekolah.

“Perhatikan hal-hal yang tampak tidak adil. Anak-anak Anda akan memberi tahu Anda jika mereka merasa ada yang tidak adil. Perhatian mereka saat mengungkapkannya,” kata Jensen.

“Entah mereka kurang memiliki perspektif dan pemahaman, atau Anda perlu membuat beberapa perubahan dalam pola asuh. Pastikan Anda terbuka terhadap hal tersebut.”

Beberapa penelitian sebelumnya sudah menunjukkan favoritisme orang tua, yang umum terjadi. Misalnya, hal itu terjadi pada 65% keluarga di Amerika Serikat, menurut riset yang dipublikasikan jurnal Frontiers in Psychology (2020). Dalam penelitian, hal itu disebut perlakuan berbeda dari orang tua.

“Anak-anak yang merasakan diperlakukan berbeda lebih besar daripada anak-anak lain, mungkin merasakan persaingan atau ketidakadilan di antara saudara kandung, dengan anak-anak yang difavoritkan maupun yang tidak menunjukkan kesehatan mental yang lebih buruk,” tulis para peneliti dari Hong Kong dan Amerika Serikat pada 2020.

Sosiolog di University of Alberta dan pemimpin redaksi jurnal Canadian Studies in Population, Lisa Strohschein dalam CBC News mengkritik, penelitian yang dilakukan Brigham Young University punya ukuran yang sangat kecil, nyaris sepele.

“(Penelitian) itu sangat umum, tetapi menurut saya, itu tidak terlalu bergantung pada usia, jenis kelamin, atau urutan kelahiran seperti yang kita duga,” kata Strohschein.

“Pola asuh tidaklah tetap, tetapi berubah seiring waktu, seiring bertambahnay usia anak dan pengalaman orang tua.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan