close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Unsplash
icon caption
Ilustrasi. Foto: Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 04 November 2024 11:00

Angka pernikahan di Tiongkok terus turun di 2024

Ketidakpastian ekonomi yang meningkat dan biaya hidup yang meningkat di seluruh negeri telah memaksa banyak pasangan muda untuk menunda pernikahan.
swipe

Tren penurunan angka pernikahan di Tiongkok masih berlanjut. Negeri Tirai Bambu yang telah merilis serangkaian langkah untuk meningkatkan jumlah populasinya yang menurun, mencatat penurunan pendaftaran pernikahan selama sembilan bulan pertama tahun 2024.

Menurut data resmi dari Kementerian Urusan Sipil, selama tiga kuartal pertama tahun ini, 4,747 juta pasangan terdaftar secara nasional. Itu adalah penurunan tahun-ke-tahun sebanyak 943.000, menurut perhitungan data Reuters.

Pemerintah merilis data terbaru itu pada pekan pertama November ini.

Pada tahun 2023, 5,690 juta pendaftaran pernikahan tercatat selama sembilan bulan pertama, meningkat dari tahun 2022.

Ketidakpastian ekonomi yang meningkat dan biaya hidup yang meningkat di seluruh negeri telah memaksa banyak pasangan muda untuk menunda pernikahan, sebuah tanda yang meresahkan bagi para pembuat undang-undang yang telah mendorong kebijakan untuk meningkatkan populasi yang menyusut.

Tiongkok baru-baru ini merevisi rancangan undang-undang yang mempermudah pasangan untuk mendaftarkan pernikahan, sementara mengajukan perceraian akan menjadi lebih sulit.

Selama tiga kuartal pertama tahun 2024, tercatat 1,967 juta perceraian, turun tipis 6.000 dari tahun ke tahun, menurut data tersebut.

Awal tahun ini, Tiongkok melaporkan penurunan tahunan kedua dalam angka kelahiran nasional. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk memberlakukan proyek dan inisiatif di kota-kota besar guna memacu kaum muda Tiongkok untuk menciptakan budaya perkawinan dan melahirkan anak "era baru" guna menumbuhkan lingkungan yang ramah bagi kelahiran anak.

Menikah dan memiliki anak telah menjadi topik hangat di kalangan kaum muda Tiongkok dan memunculkan diskusi besar serta topik yang menjadi tren di media sosial.

Banyak kaum muda Tiongkok memilih untuk tetap melajang atau menunda menikah karena prospek pekerjaan yang buruk dan kekhawatiran tentang masa depan karena pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat.

Presiden Tiongkok Xi Jinping bahkan turut berkomentar, dengan mengatakan bahwa perempuan memiliki peran penting dan harus membangun "tren keluarga baru". (malaymail)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan