close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 11 Februari 2021 18:59

Apakah bucin itu tanda cinta atau tanda bahaya?

Dalam suatu hubungan, wajib memiliki dua kunci, yaitu trust (kepercayaan) dan komunikasi.
swipe

Sejak beberapa tahun terakhir, anak muda kita memiliki istilah bucin terhadap pasangan yang sedang dicandu asmara. Tetapi pertanyaannya apakah fenomena bucin atau kepanjangan dari 'budak cinta' itu, mengarah pada hal positif atau negatif? Terkait itu, psikolog klinis Sri Juwita Kusumawardhani mempunyai jawabannya.

Sri Juwita mengatakan, hubungan yang dibangun oleh kedua sejoli haruslah sehat dan memiliki kesetaraan dari yang dicintai maupun yang mencintai.

Apalagi jika itu dirasakan oleh dewasa muda (umur 20 tahun ke atas). Sebisa mungkin membangun hubungan yang stabil, agar membawa hubungan ke arah yang lebih serius.

Adapun mengenai bucin, dia memandang, istilah ini masih dipandang negatif. Salah satunya dikarenakan salah satu dari pasangan ingin sepenuhnya dimiliki pasangannya.

"Akibatnya hak kita pun bisa diraih dan dipegang oleh pasangan. Sebenarnya banyak dewasa muda yang menjalani unhealty relationship ini, tetapi mereka takut. Takut karena ancaman, takut tidak ada yang menemaninya lagi karena ia bepikir bahwa sumber kebahagiaannya terletak pada pasangan. Ada juga kasus seperti 'kamu sebenarnya cinta enggak sama aku?' Ini juga masuk ke dalam tanda-tanda bahwa kamu dan pasanganmu bisa dikatakan bucin," papar dia.

Namun dia menegaskan, bucin di sini tidak memukul rata arti negatif. Apalagi memang dalam suatu hubungan, wajib memiliki dua kunci, yaitu trust (kepercayaan) dan komunikasi.

Mengenai ekspresi cinta atau love language seseorang, ada banyak macam dan bentuk afeksinya. “Tetapi jika ekspresi cintanya sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, baru bucin enggak sehat,” tuturnya. Karena sesuatu yang wajar jika ingin meminta waktu kepada pasangan kita.

Oleh karena itu, yang mesti kita pahami dalam hubungan tersebut adalah diri sendiri. Self love itu penting untuk menyadari perilaku kita dan perilakunya, hingga menyadari hubungan itu sendiri.

“Memiliki hubungan romantis dan menujukan ekspresi sayang adalah hal yang wajar. Tetapi kalau sudah sampai mengganggu aspek kehdupan yang lain, kamu perlu mundur untuk menilai serta evaluasi. Karena hubungan cinta bukan berpusat padanya. Perlu menyeimbangkan juga hubungan kita selain dengan pacar,” katanya dalam penutup "Bisik Kamis" lewat siaran langsung instagram magdalene.id, Kamis (11/2).

img
Indah Nawang Wulan
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan