Serial Squid Game 2, yang tayang perdana pada 26 Desember 2024, berhasil mencetak rekor baru di Netflix. Menurut Daily Mail, serial hit global asal Korea Selatan itu mencatatkan rekor jumlah penonton sebanyak 68 juta, pada minggu penayangan perdana.
Pencapaian ini merupakan penayangan terbanyak yang pernah ada di minggu pemutaran perdana sebuah serial, dengan menduduki peringkat satu di 92 negara dan 487,6 juta jam penayangan.
Squid Game 2 juga mencetak rekor lain, yakni menjadi acara tercepat yang masuk ke daftar paling populer layanan streaming untuk acara non-bahasa Inggris, hanya beberapa hari usai ditayangkan perdana.
Diketahui, Squid Game 1 merupakan serial yang paling banyak ditonton dalam sejarah Netflix, dengan total 265,2 juta penayangan dan lebih dari 2,2 miliar jam penayangan. Sangat mungkin Squid Game 2 dapat melampaui musim pertamanya.
Serial karya Hwang Dong-hyuk ini adalah film thriller distopia Korea Selatan yang dibintangi Lee Jung-jae, sebagai Seong Gi-hun. Squid Game mengeksplorasi tema keputusasaan dan moralitas lewat kompetisi permainan anak yang mematikan.
Para peserta, yang menghadapi kesulitan keuangan parah dan banyak utang, bersaing dalam permainan anak-anak berisiko tinggi untuk mendapatkan hadian uang tunai yang sangat besar. Squid Game 2 yang terdiri dari tujuh seri, berkutat pada misi Gi-hun untuk bertemu langsung dengan Front Man (Byung-hun Lee) yang memimpin permainan mematikan itu dan menghentikan gim selamanya.
Profesor filsafat di University of Antwerp dan University of Cambridge, Bence Nanay dalam Psychology Today menulis, premis serial ini adalah kritik yang cukup jelas terhadap masyarakat kapitalis yang terobsesi dengan persaingan. Menurut Nanay, saat semakin banyak orang khawatir tentang ketidakadilan sosial dan semakin banyak orang kecewa dengan roda ekonomi yang didorong kinerja, refleksi tentang ketidakadilan sosial dalam kapitalisme jelas laku.
Nanay juga menjelaskan dua sentuhan psikologis yang membuat kritik sosial Squid Game lebih mudah dicerna penonton global. Pertama, penonton bisa menempati perspektif ganda, yakni sebagai orang-orang kaya yang menonton persaingan dan sebagai pemain yang berjuang demi uang.
“Ini memudahkan untuk memadukan kepedulian terhadap pesan sosial dan pada saat yang sama terlibat penuh dalam cerita,” kata Nanay.
Kedua, serial ini berbahasa dan berlatar Korea. Dengan demikian, tulis Nanay, serial ini memanfaatkan kegemaran global terhadap Korea, yang sudah dibuktikan dengan popularitas K-pop.
Kepopuleran Squid Game tak bisa lepas pula dari pembicaraan di media sosial. Dikutip dari Forbes, menurut perusahaan analisis media sosial Sprout Social, jumlah total keterlibatan media sosial dari 20 November hingga 20 Desember 2024 yang terdiri dari suka, komentar, dan dibagikan, adalah 3,1 juta dengan 5,19 miliar potensi tayangan. Data Sprout Social dihimpun berdasarkan penelusuran untuk Squid Game 2. Penelusuran dilakukan di media sosial X, YouTube, Reddit, dan Tumblr.
Akan tetapi, dikutip dari The Economic Times untuk Squid Game 2, jauh dibandingkan musim pertama sebesar 83%. Beberapa penonton dan kritikus menggambarkan, episode baru ini lebih lambat dan kurang inovatif dibandingkan yang pertama.
Time mengkritik perubahan aturan yang mengharuskan para pemain memberikan suara setelah permainan untuk menentukan apakah akan melanjutkan atau berhenti dan membagikan uang hadiah. Menurut Time, rangkaian adegan ini berlangsung terlalu lama.
“Pada putaran ketiga pemungutan suara, kecemasan berganti menjadi kebosanan,” tulis Time.
Squid Game 2 yang dinilai terlalu membosankan dan kurang inovatif, barangkali berkorelasi dengan kejenuhan kreator serial ini, Hwang Dong-hyuk. Dilansir dari Variety, setelah Squid Game 1 sukses, Netflix meminta Dong-hyuk membuat episode berikutnya. Dia mengaku telah kehilangan delapan atau sembilan gigi selama produksi Squid Game 1 karena stres.
“Saya tidak berniat membuat musim kedua karena keseluruhan proses penulisan, produksi, dan penyutradaraan serial ini sangat sulit. Saya tidak berpikir untuk membuat musim berikutnya,” ujar Dong-hyuk, dikutip dari Variety.