Bagi sebagian orang, tidur siang dianggap aktivitas sia-sia. Kerja pemalas. Namun, percaya atau tidak, Thomas Alva Edison—sang penemu bola lampu listrik—kerap memanfaatkan tidur siang untuk membantu memacu kreativitasnya, meski dia mengaku tidak tidur lebih dari empat jam di waktu malam.
Ketika tidur siang, Edison selalu menggenggam bola di tangannya. Saat terlelap, tangannya mengendur, bola itu bakal jatuh ke lantai. Suara bola yang membentur itulah yang membuat Edison terbangun.
Para ilmuwan asal Prancis pernah menguji klaim Edison itu, yang hasil risetnya diterbitkan di jurnal Science Advances (2021). Mereka meminta peserta memecahkan soal matematika. Tanpa diketahui peserta, soal tersebut memiliki rumus tersembunyi yang memungkinkan mereka memecahkan soal dengan lebih cepat.
Usai mengerjakan soal, para peneliti meminta peserta untuk tidur seperti yang dilakukan Edison. Setiap peserta memegang cangkir di tangan mereka, yang bakal jatuh ketika mereka terlelap.
Setelah bangun, para peserta diuji ulang pada soal matematika. Hasilnya, para peserta yang tertidur lelap lebih mampu menemukan rumus tersembunyi dibandingkan mereka yang tetap terjaga atau yang baru masuk tahap tidur lebih dalam sambil tetap memegang cangkir.
Menurut dosen psikologi di York University, Dan Denis dalam Science Alert, selama periode antara bangun dan tidur, banyak peserta melaporkan hipnagogia—kondisi mental yang terjadi saat seseorang sedang beralih dari terjaga ke tertidur. Kondisi ini ditandai dengan sensasi yang tidak biasa, seperti melihat kilatan cahaya, mendengar suara aneh, atau merasakan tubuh melayang.
Dalam penelitian lain yang diterbitkan jurnal Scientific Reports (2023), tulis Denis, para peneliti menyelidiki apakah pengalaman hipnagogia terkait dengan tiga tugas kreatif yang berpusat pada tema pohon, yang dilakukan peserta tepat sebelum tidur.
Misalnya, membuat daftar semua penggunaan alternatif kreatif yang dapat mereka pikirkan untuk pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemecahan masalah secara kreatif meningkat ketika citra hipnagogia melibatkan pohon, menunjukkan bahwa citra tersebut membantu mereka dalam memecahkan masalah.
Di sisi lain, dalam hasil riset yang terbit di Journal of Experimental Psychology: General (2024) disebutkan, tidur dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih rasional dan terinformasi, serta tak terpengaruh dengan kesan pertama yang menyesatkan.
Menurut profesor psikologi di Rutgers University, Vaness LoBue dalam Psychology Today, kurang tidur bisa menyebabkan masalah dalam menjalankan tugas sehari-hari, gangguan suasana hati, dan problem kesehatan jangka panjang. Penyebabnya sederhana. Otak butuh istirahat untuk kembali segar.
“Dan, yang paling penting, tidur membantu kita mengkonsolidasikan kenangan yang kita buat hari itu,” tulis LoBue.
Bayi dan anak-anak membutuhkan tidur siang untuk dapat membantu memperkuat memori tentang segala hal yang baru saja mereka lihat. Manfaat itu, kata LoBue, berlaku hingga usia prasekolah.
Seiring waktu, anak-anak berhenti tidur siang. Hal itu ada korelasinya dengan perkembangan hipokampus—struktur otak berbentuk kacang yang terletak jauh di dalam lobus temporal, yang berperan besar dalam pembelajaran dan ingatan.
Hipokampus, tulis LoBue, belum sepenuhnya berkembang saat manusia lahir. Bahkan, belum berfungsi sepenuhnya hingga usia 18 hingga 24 bulan. Itu sebabnya mengingat adalah sesuatu yang sulit sebelum periode tersebut.
Hipokampus terus mengalami banyak perubahan antara masa bayi dan tahun-tahun prasekolah. Para peneliti percaya, tidur siang sangat penting selama masa ini untuk memungkinkan hipokampus yang belum matang mengkonsolidasikan sejumlah kecil ingatan.
“Setelah hipokampus berkembang sepenuhnya, tidur siang tak lagi diperlukan. Itulah mengapa anak-anak cenderung tidak tidur siang lagi saat berusia prasekolah,” kata LoBue.
Sementara itu, bagi orang dewasa, tidur siang terbukti bermanfaat mengatasi rasa kantuk, meningkatkan kecepatan dan ketepatan kinerja pada tugas motorik, serta meningkatkan daya ingat. Selain itu, tidur siang punya manfaat bagi suasana hati, kewaspadaan, dan kinerja pada sejumlah tugas kognitif.
“Akan tetapi, hal itu tergantung pada kapan kita tidur siang dan berapa lama durasinya. Misalnya, tidur di sore hari, bisa mengganggu waktu tidur malam," tulis LoBue.
"Tidur siang dengan durasi singkat, sekitar 20-30 menit, lebih bermanfaat ketimbang tidur siang lebih dari sejam."