close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Glodok Plaza di Jakarta Barat terbakar pada Rabu (15/1/2025)./Foto Yan/tangkapan layar Instagram @kotajakartabarat
icon caption
Glodok Plaza di Jakarta Barat terbakar pada Rabu (15/1/2025)./Foto Yan/tangkapan layar Instagram @kotajakartabarat
Sosial dan Gaya Hidup - Kebakaran
Jumat, 17 Januari 2025 17:15

Bagaimana mencegah risiko kebakaran di pusat perbelanjaan?

Glodok Plaza di Jakarta Barat terbakar pada Rabu (15/1). Api baru bisa dipadamkan beberapa jam kemudian.
swipe

Rabu (15/1) malam, pusat perbelanjaan Glodok Plaza, Jakarta Barat terbakar hebat. Kebakaran di mal yang diresmikan pada 1977 itu, menimbulkan korban jiwa. Dilansir dari Kompas.com, hingga Jumat (17/1) siang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat, ada 14 orang hilang.

Ada enam jenazah yang berhasil ditemukan dan dievakuasi. Sebanyak sembilan orang yang sempat terjebak dalam insiden itu berhasil dievakuasi.

Apa penyebab kebakaran di Glodok Plaza?

Hingga kini, belum ada keterangan resmi penyebab kebakaran itu. Namun, mengutip Tempo.co, Plt. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, kebakaran di Glodok Plaza terjadi di lantai 7 hingga 9. Satriadi menduga, lokasi sumber api berasal dari lantai 7 dan 8, yang merupakan diskotek. Api merambat cepat karena Glodok Plaza adalah tempat penjualan elektronik.

Akan tetapi, menurut Antara, polisi membantah keterangan pemadam kebakaran. Kanit Reskrim Polsek Metro Tamansari Suparmin menjelaskan, api bersumber dari lantai 9, bukan 7. Suparmin menerangkan, kebakaran bersumber dari bekas ruangan diskotek di lantai 9, tepatnya pada bagian belakang papan videotron.

Apa kesulitan pemadam kebakaran mengevakuasi korban?

Dilansir dari Antara, untuk memadamkan api, sebanyak 27 unit mobil pemadam kebakaran dengan 150 personel dikerahkan.

Plt. Kepala Dinas Gulkarmat Satriadi Gunawan memaparkan, ada dua strategi yang diterapkan untuk menjinakkan si jago merah. Pertama, dilakukan dari luar gedung menggunakan tiga unit fire stick dan satu unit bronto skylift. Kedua, petugas pemadam kebakaran masuk ke dalam gedung menggunakan alat pernapasan (breathing apparatus) dan perlengkapan alat pelindung diri (APD) lengkap untuk melakukan pemadaman.

Satriadi menerangkan, pemadaman cukup susah dilakukan lantaran Glodok Plaza dipenuhi kios elektronik dan berbagai sekat. Asap yang berasal dari bahan elektronik yang terbakar pun lebih pekat ketimbang asap dari kayu. Maka dari itu, petugas pemadam kebakaran mesti memastikan keselamatan mereka ketika berusaha memadamkan api.

Melansir Antara, petugas pemadam kebakaran juga kesulitan mencari dan mengevakuasi korban karena sekat ruangan yang banyak dan tumpukan puing di atas gedung.

Menurut Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifudin, dikutip dari Antara, proses pemadaman tak mudah karena area pemadaman yang luas, banyaknya material yang mudah terbakar, dan atap lantai 9 yang roboh.

Apa saja penyebab umum kebakaran di pusat perbelanjaan?

Synergy Fire Systems menyebut beberapa penyebab umum kebakaran di pusat perbelanjaan. Pertama, kerusakan listrik, dengan penyebab umum meliputi sirkuit yang kelebihan beban, kabel yang rusak, dan peralatan listrik yang tidak berfungsi.

Kedua, sumber api dari dapur restoran, yang mencakup api dari kompor atau pemanggang, meninggalkan peralatan memasak tanpa pengawasan, serta bahan yang mudah terbakar di dekat sumber panas. Ketiga, kerusakan sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara.

Keempat, barang ritel yang mudah terbakar, seperti pakaian, barang kertas, kosmetik, dan elektronik. Kelima, sasaran pembakaran dan vandalisme. Keenam, akibat merokok di area terlarang, seperti tangga, tempat parkir, atau dekat tempat sampah. Ketujuh, kesalahan yang dilakukan karyawan, petugas pemeliharaan, atau pelanggan.

Bagaimana mengatasi risiko kebakaran di pusat perbelanjaan?

Manajer Keamanan Kebakaran Knauf Insulation, Amaya Osacar mengatakan, banyak mal memiliki atrium yang bisa berfungsi sebagai “cerobong asap” untuk menyalurkan asap berbahaya ke tingkat yang lebih tinggi. Dia mengingatkan, di semua mal perlu ada penekanan pada evakuasi.

Hal itu perlu strategi yang jelas dan mesti dipahami semua orang, dilatih secara teratur, dan melibatkan pemilik mal, manajemen mal, serta konsultan kebakaran.

Alarm yang berbunyi keras, menurut Osacar, dapat membuat bingung orang-orang yang berkunjung di mal. Karenanya, sangat penting menandai rute evakuasi yang jelas dan menerapkan strategi evakuasi lewat prosedur yang jelas pula.

Strategi itu, kata Osacar, harus didukung dengan infrastruktur fisik untuk memastikan evakuasi aman, seperti pintu tahan api yang terbuka ke jaringan rute pelarian di beberapa titik, sistem alarm dan alat pemadam yang baik, kompartemen kebakaran di titik-titik strategis bangunan, serta penutup jendela antiterbakar yang dapat dipindahkan atau tirai tahan api.

  

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan