close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Patrick Kluivert saat melatih klub Turki Adana Demirspor./Foto Instagram @patrickkluivert9
icon caption
Patrick Kluivert saat melatih klub Turki Adana Demirspor./Foto Instagram @patrickkluivert9
Sosial dan Gaya Hidup - Olahraga
Rabu, 08 Januari 2025 06:14

Bagaimana perbandingan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert?

Nama Patrick Kluivert santer disebut sebagai pengganti Shin Tae-yong.
swipe

Ketua PSSI Erick Thohir mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan pelatih tim nasional (timnas) Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae-yong di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1). Berbagai spekulasi muncul tentang sosok pengganti Shin.

Nama mantan striker Belanda, Patrick Kluivert diungkap jurnalis asal Italia, Fabrizio Romano di akun X. Disebutkan, Kluivert bakal menandatangani kontrak dengan ikatan kerja dua tahun plus perpanjangan dua tahun. Meski kepastian baru akan diumumkan pada 12 Januari nanti, nama Kluivert paling santer menjadi kandidat kuat pengganti Shin.

Bagaimana prestasi Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert sebagai pemain?

Usai lulus dari Yeungnam University pada 1991, Shin Tae-yong menghabiskan 12 musim bermain untuk Seongnam Ilhwa Chunma. Dilansir dari akun YouTube K League, Shin meraih penghargaan Pemain Muda Terbaik K League pada 1992, persis di tahun pertama karier profesionalnya bersama Ilhwa Chunma.

Bersama Ilhwa Chunma, dia berhasil memenangkan K League tiga musim berturut-turut, 1993 hingga 1995. Tahun 1995, dia menjadi Most Valuable Player (MPV) di K-League. Di tahun yang sama, mengantarkan Ilhwa Chunma juara Asian Club Championship.

Ilhwa Chunma memenangkan liga lagi tiga tahun berturut-turut, 2001 hingga 2003. Tahun 2001, untuk kedua kalinya Shin mendapat penghargaan MPV.

Tahun 2005, dia hijrah ke Australia, bermain di A-League untuk klub Queensland Roar. Meski begitu, kariernya di sini hanya sebentar. Sebab, menurut ABC, Shin memutuskan pensiun di usia 35 tahun karena cedera pergelangan kaki.

Di timnas Korea Selatan, Shin bermain dalam 23 pertandingan, termasuk Piala Asia 1996. Bermain sebagai gelandang serang, dia mendapat julukan Rubah Tanah. Tahun 2013, dikutip dari YTN, Shin terpilih sebagai salah satu pemain K-League terhebat sepanjang masa, K-League 30th Anniversary Best XI.

Sebagai pemain, prestasi Kluivert lebih mentereng dibanding Shin. Kluivert telah memenangkan banyak gelar bersama klub Ajax Amsterdam, Barcelona, dan PSV Eindhoven. Selain tiga klub itu, Kluivert pun pernah berseragam AC Milan, Newcastle United, Valencia, dan Lille.

Jurnalis Shilarze Saha Roy dalam tulisannya di situs web FIFA menyebut, Kluivert memenangkan sejumlah gelar di level klub, termasuk Champions League UEFA untuk Ajax pada 1994-1995 dan La Liga untuk Bacelona pada 1998-1999. Namun, di timnas Belanda, dia tidak berhasil meraih trofi apa pun.

“Hasil terbaiknya adalah finis di tempat keempat di Piala Dunia 1998 dan finis di tempat ketiga di Euro 2000,” tulis Roy.

Shin Tae-yong ketika memimpin timnas Indonesia berlatih./Foto pssi.org

Bagaimana prestasi Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert sebagai pelatih?

Karier kepelatihan Shin Tae-yong dimulai pada 2005, menjadi asisten pelatih klub Queensland Roar di A-League, usai menyatakan pensiun sebagai pemain di klub yang sama. Dia membantu pelatih Queensland Roar, Miron Bleiberg, terutama dalam mengasah keterampilan pemain.

Setelah itu, pada 2008 hingga 2012 dia menjadi pelatih Seongnam Ilhwa Chunma. Tahun 2012, dikutip dari Star Ohmynews, dia mengundurkan diri setelah didesak petinggi klub karena hanya menempatkan Seongnam Ilhwa Chunma di posisi ke-12 K-League. Sebelumnya, dia berhasil membawa Sengnam Ilhwa Chunma sebagai juara Champions League Asia pada 2010 dan memenangkan Piala FA Korea pada 2011.

Tahun 2014, dia mulai menjadi asisten pelatih Korea Selatan, mendampingi Uli Stielike. Kala itu, Shin yang bertanggung jawab atas taktik dan pelatihan tim, berhasil membawa Korea Selatan melaju ke final Piala Asia mengalahkan Irak 2-0, usai nyaris 30 tahun tak pernah tampil di partai puncak.

Pada 2015 hingga 2017, Shin mulai menukangi timnas Korea Selatan U-20 dan U-23. Baru pada 2017, dia menjadi pelatih timnas Korea Selatan, menggantikan Stielike. Yang kerap diingat publik, tentu saat timnas Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun gagal melaju ke babak berikutnya karena kalah dari Swedia dan Meksiko.

Pada 2019, Shin ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia, menggantikan Simon McMenemy yang dipecat.

Bersama Shin, timnas Indonesia berkembang pesat. Selama lima tahun, Shin berhasil menaikan peringkat Indonesia dari 173 dunia menjadi 127. Timnas Indonesia pun melangkah jauh ke fase ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, menjadi semi finalis di Piala Asia U-23, nyaris tampil di Olimpiade setelah tahun 1956, runnr up di Piala AFF 2020, dan medali perunggu di SEA Games 2021.

“Selain peningkatan yang stabil dalam peringkat dunia, Indonesia telah dengan mudah merebut kembali tempat mereka sebagai salah satu kekuatan di kawasan (Asia), serta melampaui ekspektasi di panggung Asia, di bawah Shin,” tulis ESPN.

Sementara Kluivert, disebut Asia Today, minim prestasi dan belum mampu meraih satu trofi pun ketika menjadi pelatih. Dia mengawali karier kepelatihan sebagai asisten pelatih AZ Alkmaar pada 2008.

Lalu, tahun 2010 dia melatih Brisbane Roar di A-League. Kemudian kembali ke Belanda, menjadi asisten pelatih NEC Nijmegen di tahun yang sama. Prestasi terbaiknya adalah membawa Twente U-21 juara Beloften Eredivisie 2011-2012, yang merupakan kompetisi level tertinggi bagi tim cadangan di Liga Belanda.

Pada 2012-2014 dia menjadi asisten pelatih Louis van Gaal di timnas Belanda. Tahun 2015, dia menerima tawaran menjadi pelatih timnas Curacao, tempat kelahiran ibunya. Jurnalis Shilarze Saha Roy dalam situs web FIFA mengatakan, Kluivert adalah penyerang yang menerapkan filosofi Cruyfian—prinsip sepak bola yang dianut legenda Belanda Johan Cruyff. Dia selalu percaya pada gaya sepak bola menyerang, dan menggunakan taktik yang sama dalam perannya sebagai pelatih Curacao.

“Dia memoles Curacao dengan gaya membangun serangan dari belakang, memainkan lebih banyak umpan di lapangan untuk mempertahankan penguasaan bola, dan menciptakan gerakan dengan mengandalkan umpan dan kecepatan,” tulis Roy.

Tak hanya di dalam lapangan, di luar lapangan Kluivert meninggalkan dampak bagi Curacao. Dia mendatangkan pemain-pemain kunci asal Belanda, di antaranya Leandro Bacuna, Cuco Martina, Felitciano Zschusschen, dan Eloy Room.

“Dengan masuknya pemain-pemain berkualitas tinggi, standar sepak bola di Curaçao meningkat pesat. Negara kepulauan itu berhasil memenangkan enam pertandingan, tiga kali seri, dan kalah tiga kali di bawah asuhan Kluivert dari Maret 2015 hingga Juni 2016,” tulis Roy.

“Raihan ini juga menyamai jumlah kemenangan yang ditorehkan negara pulau itu dari tahun 2011 hingga 2014, setelah menjadi anggota asosiasi FIFA.”

Pada 2016, Kluivert meninggalkan Curacao, dan melatih Ajax U-16. Namun, pada 2021 dia kembali ke negara itu sebagai penasihat dan pelatih sementara, saat rekan senegaranya Guus Hiddink terkena Covid-19.

Masa jabatan Kluivert, bagaimanapun, akan segera berakhir saat ia mengambil peran sebagai manajer tim Ajax U-19 pada tahun 2016.  Meskipun Kluivert meninggalkan pantai Karibia, ia masih tetap terlibat dalam pengaturan Curaçao. Pertama, ia menjabat sebagai penasihat dan kemudian menjadi manajer sementara tim pada tahun 2021 ketika rekan senegaranya Guus Hiddink pulih dari Covid-19.

Terakhir, disebut Asia Today, Kluivert melatih tim Turki, Adana Demirspor mulai Juni 2023, tetapi kemudian hengkang atas kesepakatan bersama pada Desember tahun yang sama.

Terlepas dari itu, wartawan Ilgan Sports, Kim Hee-Ung kepada ESPN mengatakan, bisa jadi keputusan memecat Shin akhirnya disesali sepak bola Indonesia. Mirip yang sudah terjadi pada Vietnam, yang menggantikan Park Hang-seo dengan Philippe Troussier yang sangat berpengalaman.

“Tapi ia (Troussier) hanya mampu bertahan lebih dari setahun,” ujar Kim.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan