close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi AC mobil./Foto kaboompics/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi AC mobil./Foto kaboompics/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 19 Februari 2025 16:01

Bahaya senyap penyebab kematian di dalam mobil

Kematian di mobil sering disalah artikan sebagai keracunan AC.
swipe

Suami-istri ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di Jalan Raya Jogja-Magelang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (17/2). Warga Tridadi, Sleman, Yogyakarta itu diduga meninggal karena keracunan AC mobil. Peristiwa seperti ini kerap terjadi di Indonesia.

Misalnya, pada Maret 2024 lalu, satu keluarga mengalami keracunan AC mobil di Tol Indraprabu, Sumatera Selatan. Akibatnya, satu orang tewas dan tujuh orang lainnya pingsan.

International Drivers Association (IDA), dikutip dari Carsales, mengungkap ada lima zat yang berpotensi mematikan, jika disebar AC mobil, antara lain sel kulit mati dan rambut, partikel makanan, residu asap dan nikotin, kebocoran refrigeran, serta karbon monoksida.

Keracunan karbon monoksida adalah penyebab yang umum terjadi. Keracunan karbon monoksida inilah yang kerap disalah artikan sebagai keracunan AC.

“IDA melaporkan, jika sistem pembuangan mengalami kebocoran dan mobil ada di area yang berventilasi buruk, gas ini dapat masuk kabin dan sistem AC, yang menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, dan keracunan,” tulis Carsales.

Dilansir dari SpectrumNews1, direktur senior pengujian mobil di Consumer Reports, Jake Fisher mengatakan, korosi pada mobil tua bisa menyebabkan kap mesin terisi gas buang, yang dapat terhisap ke dalam kabil lewat rongga masuk antara kap mesin dan kaca depan.

Meski karbon monoksida tidak berbau atau berwarna, kebocoran gas buang juga akan melepaskan bahan kimia lain dengan bau yang menyengat. Paparan karbon monoksida dalam jangka panjang bisa mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke organ-organ tubuh. Hal ini dapat menyebabkan sekit kepala, disorientasi, dan kantuk. Diikuti kehilangan kesadaran, kejang, bahkan kematian.

“Hampir tidak mungkin keracunan karbon monoksida terjadi di dalam mobil tanpa disadari,” kata Fisher menanggapi tewasnya tiga marinir Amerika Serikat di dalam mobil pada Agustus 2023 lalu.

“Kecuali penumpang atau pengemudi sudah tertidur atau dalam kondisi mabuk.”

Direktur teknik otomatif AAA, Greg Brannon menjelaskan, jika asap knalpot merembes ke dalam, AC yang dinyalakan tak akan bisa menarik udara luar untuk bercampur dengan knalpot, yang menyebabkan keracunan. Jika AC tidak diatur untuk sirkulasi ulang, maka dapat menarik udara segar dan mendorong keluar udara terkontaminasi.

“Mencoba tidur siang di dalam mobil yang sedang menyala bukanlah ide yang bagus,” kata Brannon.

Karat kemungkinan bakal membentuk lubang pada knalpot dan lantai mobil, yang menyebabkan asap dari mesin masuk ke bagian penumpang.

Dinukil dari CBC, manajer layanan teknis di Alberta Motor Association, Randy Loyk mengatakan, banyak faktor yang bisa memengaruhi emisi karbon monoksida mobil.

“Apakah kendaraan Anda dirawat dengan baik? Apakah sistem pembuangan pada kendaraan Anda berfungsi dengan baik? Jika terjadi kebooran pada sistem pembuangan, ada potensi karbon monoksida masuk ke dalam mobil, terutama dalam suhu dingin saat tidak ada angin bertiup,” ujar Loyk.

“Karbon monoksida cenderung menempel di sekitar kendaraan. Dan jika Anda duduk di sana, menyalakannya, sistem pemanas dapat menariknya ke dalam kendaraan.”

Di sisi lain, laporan perusahaan data emisi yang berbasis di Inggris, Emissions Analytics, seperti dikutip dari Express, menyebut sistem pendingin udara dapat menyaring sedikitnya 1% partikel beracun. Para peneliti menganalisis udara di dalam 11 mobil, termasuk Ford Fiesta, VW Polo, dan Toyota C-HR guna menguji seberapa efektif sistem ventilasi dalam menghilangkan partikel berbahaya dan beracun.

Hasilnya, VW Polo dan Ford Fiesta tak berhasil menyaring partikel secara efektif sebesar 35% dan 40%. Toyota C-HR hanya mampu menghilangkan 1% partikel beracun. Sedangkan Mercedes-Benz E-Class bisa menyaring 90% polutan, bahkan saat mobil berada di jalan yang padat.

CEO Emissions Analytics, Nick Molden mengatakan, ada 57.000 partikel beracun dalam setiap sentimeter kubik sampel udara di pinggir jalan. Ini berarti pengemudi dapat menghirup hingga 38 juta partikel setiap kali bernapas. Partikel beracun dapat membahayakan orang dengan kondisi pernapasan, seperti asma.

Sementara itu, para peneliti dari Polandia dalam riset yang diterbitkan di jurnal Springer Nature Link (2019) menyebut, sistem pendingin udara mobil bisa menjadi sumber kontaminasi mikrobiologis. Semakin lama AC dinyalakan, semakin besar pula kemungkinan akan menjadi sumber polusi udara buruk yang berasal dari mikroba di kabin mobil.

Spesies bakteri yang paling umum di udara kabin mobil adalah kokus gram-positif—terutama dari genus Staphylococcus dan Micrococcus, serta batang gram-positif pembentuk endospora dari genus Bacillus. Sedangkan jamur yang paling umum adalah genus Alternaria, Aspergillus, Cladosporium, dan Penicillium.

“Paparan terhadap bioaerosol dapat mengakibatkan dampak kesehatan, mulai dari iritasi, reaksi alergi, hingga penyakit menular atau respons toksik,” tulis para peneliti.

“Konsentrasi tinggi mikroorganisme di udara juga sering dikaitkan dengan asma, rinitis, dan pneumonia.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan