close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kucing penyebar toksoplasmosis./Foto nhudaibnumukhtar/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi kucing penyebar toksoplasmosis./Foto nhudaibnumukhtar/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 18 Desember 2023 20:19

Bahaya toksoplasmosis yang ditularkan kucing

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan parasit toksoplasma gondii, yang merupakan organisme bersel satu yang sangat kecil.
swipe

Video pengalaman menjalankan umrah di Tanah Suci Makkah yang dibagikan transpuan Jessica Rinrada beberapa waktu lalu, menjadi perbincangan warganet. Saat ibadah, ia mengutarakan keinginannya kembali ke kodrat sebagai laki-laki.

Dalam perbincangan dengan aktor dan pebasket Denny Sumargo di kanal YouTube-nya, Minggu (17/12), Jessica yang bernama asli Bagas mengajak sang ibu. Ibu Jessica lantas bercerita pengalaman hidupnya membesarkan sang anak.

Ia pun mengatakan, saat hamil mengalami penyakit toksoplasmosis. Gara-gara penyakit itu, seorang anaknya meninggal dunia dalam kandungan. Seorang lagi, terlahir cacat dan meninggal di usia 13 tahun.

Toskoplasmosis: Risiko dan penyebabnya

Lantas, apa itu toskoplasmosis? Dikutip dari Verywell Health toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan parasit toksoplasma gondii, yang merupakan organisme bersel satu yang sangat kecil, disebut sebagai protozoa. Seseorang bisa mengidap penyakit ini, terutama karena konsumsi daging yang kurang matang atau paparan feses kucing.

Dilansir dari Science, toksoplasma mampu menginfeksi hampir setiap spesies mamalia dan burung, termasuk manusia. Parasit ini hanya bisa bereproduksi secara seksual di dalam usus kucing.

Di alam liar, toksoplasma ditularan dari tikus, kucing, dan burung. Menurut Verywell Health, kucing domestik atau rumahan bisa terinfeksi jika berkeliaran di luar. Begitu pula dengan hewan ternak.

Selain dari mengonsumsi daging kurang matang atau paparan feses kucing, disebut Verywell Health, taksoplasma gondii dapat menginfeksi manusia lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi toksoplasma dari feses kucing, berkontak dengan tanah atau kotak pasir dari feses kucing yang terinfeksi, paparan terhadap darah atau organ yang terinfeksi lewat transfusi atau transplantasi, serta paparan terhadap janin melalui plasenta ketika ibu hamil mengalami toksoplasmosis.

Disebutkan dalam Verywell Health, pada orang yang sehat, infeksi ini biasanya tak menimbulkan kerusakan yang berkepanjangan, dan sering kali tak menunjukkan gejala. Namun, seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi selama kehamilan berisiko menimbulkan infeksi yang lebih berbahaya.

“Toksoplasma tumbuh dan memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk otak, mata, dan otot jantung,” tulis Verywell Health.

“Parasit ini membentuk gelembung-gelembung di dalam jaringan yang disebut kista, yang menjadi tempat tinggal parasit.”

Kista-kista—atau yang dikenal sebagai oosit—tersebut dapat bertahan setelah orang tersebut tak lagi sakit. Kista-kista itu bisa mengaktifkan kembali infeksi, saat sistem kekebalan tubuh seseorang melemah.

Dalam penelitian Sophie Zhu, Elizabeth VanWormer, dan Karen Shapiro dari University of Nebraska-Lincoln dan University of California di jurnal Plos One (Juni, 2023) ditemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara kepadatan populasi manusia dan prevalensi penyebaran oosit toksoplasma gondii yang ditularkan dari kucing domestik yang berkeliaran bebas dan spesies kucing liar.

“Meskipun prevalensi penyebaran oosit lebih rendah dilaporkan pada kucing domestik dibandingkan dengan kucing liar, namun ukuran populasi mereka (kucing domestik) yang besar dan asosiasinya dengan populasi manusia, membuat mereka jadi sumber penting oosit toksoplasma gondii bagi satwa liar dan manusia,” tulis Zhu dkk.

Di samping itu, tulis para peneliti, peningkatan aktivitas manusia dapat menyebabkan perubahan lanskap yang bisa memfasilitasi peningkatan kontaminasi oosit di lingkungan.

“Secara bersama-sama, faktor-faktor tadi dapat mengubah epidemiologi dan penularan toksoplasma gondii dengan memfasilitasi peningkatan populasi kucing domestik yang berkeliaran bebas, yang berkontribusi pada kontaminasi oosit di lingkungan,” kata para peneliti.Top of Form

Dalam kasus yang parah, infeksi toksoplasma dapat menyebabkan kebutaan, cacat lahir, dan kematian. Selain menyebabkan bayi menjadi cacat, ibu hamil yang terinfeksi bakal berisiko keguguran. Health News menyebut, peluang penularan penyakit lteat plasenta ke janin menjadi lebih tinggi, sekitar 60% hingga 81% pada trimester ketiga kehamilan.

Meski begitu, risiko terkena toksoplasmosis saat hamil tergolong kecil. Di Amerika Serikat, dilansir dari Health News, peluang terkena infeksi toksoplasmosis selama kehamilan adalah dua hingga 10 dari 1.000. Peluang punya bayi yang terdampak toksoplasmosis adalah satu hingga dua dari 10.000.

Ketika terinfeksi, gejala yang ditimbulkan mirip flu, seperti nyeri otot, kelelahan, demam, dan sakit kepala. Lalu, pembengkakan kelenjar getah bening, mata merah, dan penglihatan kabur.

“Gejala toksoplasmosis mungkin tidak muncul sampai beberapa bulan atau bahkan tahun setelah kelahiran. Bayi yang baru lahir mungkin terlihat sehat, tetapi mengalami gejala di kemudian hari dalam hidup mereka,” tulis Verywell Health.

Bayi yang lahir pun akan mengalami masalah kesehatan serius, seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kecacatan intelektual, serta hidrosefalus.

Verywell Health menyebutkan beberapa cara mengurangi risiko terinfeksi toksoplasmosis, antara lain tak minum susu kambing mentah atau air yang tak diolah; membersihkan semua peralatan makanan dengan air sabun setelah kontak dengan daging mentah, buah, dan sayuran; menggunakan sarung tangan saat berkebun; menghindari kucing liar; tidak memberikan daging mentah atau kurang matang untuk kucing peliharaan; menjaga kucing peliharaan untuk tak keluar rumah; dan mengganti kotak pasir kucing setiap hari.

Sementara itu, Joao M. Furtado, Justine R. Smith, Rubens Belfort, Jr., Devin Gattey, dan Kevin L. Winthrop dari Oregon Health & Science University dan Federal University of Sao Paulo dalam riset mereka di Journal of Global Infectious Diseases (Juli-September, 2011) menyebutkan, langkah-langkah higienis dapat mengurangi penularan parasit.

Misalnya, mencuci buah dan sayuran, menghindari konsumsi daging mentah atau setengah matang, serta mencuci tangan usai berkebun atau berkontak dengan kucing. “Meskipun langkah-langkah ini mudah diimplementasikan, di beberapa daerah air yang digunakan untuk mencuci mungkin terkontaminasi oleh toksoplasmosis,” tulis para peneliti.

“Banyak ibu hamil tidak menyadari toksoplasmosis dapat ditularkan melalui daging mentah, misalnya. Dan kampanye edukatif harus dicanangkan untuk membantu mencegah penularan penyakit.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan