

Barbie Hsu, pneumonia, dan influenza yang tinggi di Jepang

Aktris Taiwan yang terkenal lewat peran Shan Cai di serial drama Meteor Garden, Barbie Hsu meninggal dunia pada Minggu (2/2). Dia tertular influenza yang berujung pneumonia saat liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu bersama keluarganya di Tokyo, Jepang. Hsu sebelumnya mengungkap kalau dia punya riwayat prolaps katup mitral dan epilepsi.
Jepang sendiri tengah bermasalah dengan kasus influenza. Menurut laporan Nippon.com, Jepang mencatat rekor baru sebanyak 317.812 kasus influenza mingguan pada 23-29 Desember 2024. Data itu berasal dari laporan 5.000 institusi medis di Jepang.
Jumlah tersebut adalah angka tertinggi sejak metode pencatatan yang berlaku saat ini diperkenalkan pada April 1999. Rata-rata 64,39 kasus per institusi, jauh lebih tinggi dibandingkan angka sebelumnya sebesar 57,09 pada Januari 2019.
Kyushu merupakan wilayah yang paling terdampak wabah ini, dengan 104,84 kasus per institusi medis di Oita, 96,40 di Kagoshima, 94,36 di Saga, 92,56 di Kumamoto, dan 90,24 di Miyazaki. Semua prefektur kecuali Akita, Yamagata, Toyama, dan Okinawa melebihi tingkat peringatan 30.
Media Jepang Mainichi melaporkan, pada akhir Desember 2024 jumlah pasien pneumonia mikoplasma tinggi, tetapi influenza sudah memasuki puncaknya. Menurut Direktur Klinik Himawari Iin di Distrik Edogawa, Tokyo, Daisuke Ito, setiap hari ada tiga hingga empat pasien yang dirawat karena pneumonia mikoplasma. Di saat yang sama, ada 20 kasus positif influenza setiap hari.
Kematian Barbie Hsu lantas dikaitkan dengan flu di Jepang yang tengah melonjak. Seturut itu, media Taiwan Mirror Media, dikutip dari Global Times, memberitakan, Hsu terinfeksi flu saat menghadiri acara seorang temannya.
Selama di Jepang, dia tidak bisa berhenti batuk dan mengalami gejala kelesuan. Dia tidak meninggalkan hotel selama beberapa hari. Ambulans dipanggil dua kali, tetapi terlambat untuk ditangani.
Media Jepang Nikkei, dilansir dari Global Times, menulis sejak akhir Desember 2024, ketika jumlah kasus influenza di Jepang mencapai rekor tertinggi, beberapa institusi medis dan apotek mengalami kekurangan obat-obatan.
“Nikkei mencatat, alasan kekurangan (obat-obatan) tersebut adalah keterlambatan pengiriman dari produsen. Namun, total volume pengiriman selama periode ini sebenarnya melebihi jumlah pasien,” tulis Global Times.
“Beberapa orang percaya, sejumlah fasilitas kesehatan memesan obat secara berlebihan, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam inventaris.”
Kepada Global Times, kepala dokter di departemen infeksi Rumah Sakit Beijing You’an, Li Tongzeng mengatakan, kasus Hsu sangat memprihatinkan karena dia dilaporkan punya kondisi kesehatan tertentu yang mengakibatkan keparahan penyakit pneumonianya. Li mengingatkan, perjalanan yang jauh dan jet lag bisa menyebabkan kelelahan dan melemahkan pertahanan tubuh Hsu.
Dinukil dari situs web American Lung Association, influenza merupakan infeksi virus yang sangat menular, salah satu penyakit paling parah di musim dingin. Penyakit ini mudah menyebar dari orang ke orang saat batuk atau bersin.
Sedangkan pneumonia adalah infeksi atau peradangan serius pada paru-paru. Kantong udara terisi nanah dan cairan, sehingga menghalangi oksigen mencapai aliran darah. Jika oksigen dalam darah terlalu sedikit, maka sel-sel tubuh tidak dapat bekerja dengan baik, yang bisa menyebabkan kematian. Dua penyakit ini saling terkait.
“Influenza merupakan penyebab umum pneumonia, terutama di kalangan anak kecil, lansia, ibu hamil, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu,” tulis American Lung Association.
“Sebagian besar kasus flu tidak pernah menyebabkan pneumonia, tetapi kasus yang menyebabkan pneumonia cenderung lebih parah dan mematikan.”
Health menulis, pneumonia bisa menyebabkan bagian tubuh lain, termasuk organ vital, kehilangan oksigen dan tidak berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen bisa merusak ginjal, hati, dan jantung.
Bila pneumonia menyebar ke darah dari paru-paru dan menginfeksi organ lain, bakteremia dapat terjadi. Bakteremia bisa mengakibatkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Health menyebut, ada beberapa jenis pneumonia, antara lain pneumonia bakterial atau pneumokokus, yang berkembang setelah menderita pilek atau flu; pneumonia virus, yang disebabkan virus, biasanya merupakan penyakit sekunder akibat infeksi saluran pernapasan atas; pneumonia jamur, yang menyerang orang dengan sistem kekebalan lemah, serta orang yang terpapar tanah atau kotoran burung; pneumonia yang didapat dari komunitas; pneumonia yang didapat di rumah sakit; dan pneumonia terkait ventilator.
American Lung Association menulis, baik influenza maupun beberapa jenis pneumonia ada vaksinnya. Walau tidak ada yang bisa melindungi 100%. Karena jenis flu berubah setiap tahun, maka seseorang perlu mendapatkan vaksinasi flu setiap musim untuk memastikan terlindung dari jenis flu terbaru.
“Vaksinasi pneumonia biasanya hanya diperlukan satu kali, meskipun vaksinasi penguat mungkin direkomendasikan untuk beberapa orang,” tulis American Lung Association.


Tag Terkait
Berita Terkait
Seorang pria hidup selama 100 hari dengan jantung titanium buatan
Yang perlu diketahui soal hantavirus, penyakit yang membunuh istri Gene Hackman
Begadang semalam saja ternyata bisa merusak sistem kekebalan tubuh
Tato meningkatkan risiko kanker?

