Diah Maeyshury, siswa kelas VIII SMP Negeri 62 Jakarta mengaku punya rasa ingin tahu yang besar terhadap sejarah. Dia biasa berkunjung ke museum kala liburan sekolah. Ketertarikannya terhadap sejarah itu yang membuatnya ikut acara napak tilas proklamasi.
Acara ini diadakan untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia ke-74, diikuti ratusan pelajar dan instansi se-DKI Jakarta. Rutenya mulai dari Museum Joang, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi.
Sebagai acara penutup napak tilas proklamasi, para siswa SMP dan SMA/SMK se-DKI Jakarta menyaksikan film dokumenter tentang sejarah kemerdekaan yang disediakan panitia di Tugu Proklamasi, serta kuis seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Menurut Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari, media film menjadi salah satu media yang cukup efektif untuk mendekatkan peristiwa sejarah kepada publik, terutama pelajar.
Sebagai salah satu bentuk cara mengenalkan sejarah, Direktorat Sejarah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud menyisipkan pemutaran video dan kuis yang memancing keingintahuan pelajar.
"Anak-anak kami ajak untuk mengenal dan merefleksikan tapak-tapak sejarah perjuangan pejuang kita untuk memerdekakan bangsa," katanya saat ditemui Alinea.id di kompleks Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/8).
Triana mengatakan, sebagian besar pelajar yang mengikuti acara napak tilas proklamasi belum mengetahui bahwa Tugu Proklamasi merupakan situs penting, penanda pembacaan naskah proklamasi oleh Sukarno.
"Padahal mereka sudah membaca atau tahu dari buku pelajaran bahwa proklamasi itu diadakan di Jalan Pegangsaan Timur nomor 65 ini," ujarnya.
Triana menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari payung besar program "Gerakan Mengenal Sejarah" yang dicanangkan tahun ini. Selain pemutaran film dokumenter sejarah, bentuk kegiatan yang dikembangkan ialah lomba menulis, pengembangan materi sejarah yang kreatif dan mudah dipahami pelajar, dan kerja sama dengan museum-museum.