Situs Forbes menulis secara nasional generasi milenial lebih konsumtif, mereka adalah generasi paling boros. Generasi ini, yang lahir antara 1985-1996, menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk konsumsi jangka pendek, dan itulah sebabnya milenial mendominasi percakapan tentang ekonomi, pemasaran, dan strategi produk. Milenial adalah generasi yang unik bagi pasar konsumen. Kita bisa melihat kebiasaan berbelanja milenial dan mengapa mereka membeli sebuah produk.
Milenial sangat mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan produk yang ramah lingkungan dalam pembelian mereka. Produk dengan kampanye lingkungan masif atau tidak adanya isu sosial, seperti upah pekerja yang rendah, akan menarik minat para milenial. Mereka biasanya memilih untuk mengikuti naluri atau pergi bersama dengan teman sebaya untuk berbelanja. Namun, milenial yang dinilai lebih konsumtif ini juga dipengaruhi oleh pola perilaku tidak mengindahkan nasihat keuangan dari para profesional atau orang tua yang dianggap kolot karena berbeda generasi.
Saat berbelanja, milenial fokus pada diskon. Mereka menghargai harga suatu produk dari rekomendasi, reputasi merek, dan bahkan kualitas produk. Mereka mengikuti merek online tertentu hanya untuk peluang diskon. Lebih dari 66% milenial akan beralih merek jika ditawarkan setidaknya diskon 30%, dan hanya sepertiganya yang masih melihat merek untuk mempertimbangkan tren atau pembaruan produk untuk mendapatkan diskon.
Ironisnya, 60% milenial menyatakan kesetiaan kepada merek yang saat ini mereka beli jika diperlakukan dengan baik dari segi layanan pelanggan. Untuk memastikan kesetiaan, perusahaan menyertakan program loyalitas dengan diskon khusus. Nilai-nilai lain yang harus diperhatikan adalah keaslian, lokalitas, pengalaman belanja yang hebat, dan memberikan kualitas produk yang sepadan.
Fakta lainnya, milenial di Amerika bisa menghabiskan separuh gajinya untuk kebutuhan gaya hidup seperti membeli kopi, berbelanja di toko modern, berlangganan konten hiburan, dan barang-barang bermerek.
Kebiasaan ini sekaligus menjadi sinyal pasar bagi para pengusaha untuk membuat inovasi baru dan menganalisis apa yang memotivasi milenial untuk berinvestasi. Strategi atas pemasaran suatu produk juga harus diubah karena tidak akan relevan lagi dengan target pasar.