Selama ini perubahan iklim dipahami sebagai pergeseran suhu dan pola cuaca yang menghasilkan konsekuensi jangka panjang bagi bumi serta kesehatan mental penghuninya. Kecemasan iklim melanda planet ini.
Well and Good menyebutkan, manusia adalah bukti hidup dari kecemasan iklim yang ditambah dengan periode ketidakpastian.
Pekerja LSM yang bergerak di sektor krisis iklim di Amerika Serikat Prosperity Haven, Kassondra Glenn, menyebutkan, mereka yang belum secara langsung terkena bahaya dari krisis iklim mungkin merasakan dampak fisik, hanya dengan melihat data. Kemudian, memasukkannya dalam pola pikir untuk membuat skenario penyelamatan diri.
"Disregulasi dapat muncul sebagai akibat dari ketegangan otot, perubahan sistem pencernaan, perubahan suasana hati, dan banyak lagi," kata Glenn.
Ketika pikiran-pikiran itu dialami secara kronis, kekhawatiran dapat disebut sebagai kecemasan iklim yang sayangnya bakal memburuk seiring dengan memburuknya krisis iklim. Kecemasan akan perubahan iklim juga dapat dimaknai sebagai kecemasan yang disebabkan oleh pergeseran lingkungan ke sisi yang lebih negatif. Data maupun perubahan lingkungan yang kita rasakan berperan besar dalam membentuk kecemasan.
Menurut Glenn, gejala kecemasan iklim termasuk tanda-tanda somatik, seperti ketegangan otot, perubahan pencernaan dan perubahan pola tidur. Tanda-tanda psikologis, seperti pikiran kacau, perenungan, dan kesulitan fokus bisa jadi merupakan bagian dari kecemasan iklim. Kecemasan yang sama juga mempengaruhi manusia mengambil keputusan sosial dan hubungan, seperti memutuskan apakah harus memiliki anak atau tidak karena krisis lingkungan.
Meskipun krisis iklim merupakan konsep yang abstrak namun dampaknya sangat valid dan rasional. Terlebih kaitannya dengan gaya hidup kita. Di sisi lain kecemasan iklim juga dapat menyebabkan pikiran ekstrem atau irasional. Kendati begitu, manusia tetap harus berperan dalam memeranginya.
Banyak hal bisa dilakukan manusia untuk mengatasi kecemasan akibat krisis iklim. Langkah paling mudah adalah menyadari bahwa krisis iklim sepaket dengan kecemasan yang dibawa adalah hal valid. Manusia perlu terus-terusan belajar memahami krisis iklim dan bagaimana keadaan bisa ditangani, atau setidaknya diperlambat.