Sejumlah kreator konten platform Tiktok menyampaikan pengalaman mereka di seputar dunia konten yang saat ini tengah digandrungi. Selain popularitas, menjadi kreator konten juga mendatangkan keuntungan finansial alias fulus yang menjanjikan.
Tak jarang, sebagian profesional di bidangnya beralih profesi menjadi seorang kreator konten. Natasha Surya misalnya, rela keluar dari pekerjaannya sebagai seorang profesional di Tiktok Indonesia dan kini menjadi kreator konten dengan jumlah followers 1,7 juta.
Natasha Surya dan sejumlah kreator konten edukatif diundang platform Tiktok Indonesia untuk membagikan pengalaman mereka di dunia perkontenan Tiktok di event #SerunyaBelajar Festival di Senayan City, Jakarta pada hari ini, Sabtu (19/11).
Event #SerunyaBelajar Festival sendiri merupakan puncak dari dari rangkaian kampanye #SerunyaBelajar yang diluncurkan Titkok Indonesia bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 10 Oktober 2022.
Dalam kegiatan ini, Tiktok Indonesia bekerja sama dengan Kemendikbud Ristek untuk mengampanyekan belajar yang menyenangkan untuk kapan dan dimana saja.
Natasha, ibu satu anak ini mengaku, menjadi seorang kreator konten membuat pengalamannya jauh lebih pesat ketimbang menjadi pekerja kantoran.
"Tapi bagi aku sih menjanjikan, karena perkembangannya itu, kalau kerja di dunia profesional atau kantoran kan itu perkembangan secara keseluruhan. Tapi sebagai konten kreator kita kan mengembangkan diri sendiri," ujar Natasha Surya dalam sesi wawancara dengan media di lantai 8 Senayan City, Sabtu.
Berbeda dengan Natasha Surya, kreator konten lainnya, Sonia Basil terjun ke dunia perkontenan lantaran tuntutan bisnis. Sebagai seorang enterpreneur di bidang kue, Sonia mengaku mendapatkan keuntungan finansial dua kali dari profesinya sebagai konten kreator edukatif.
"Jadi aku memang awalnya pure entrepreneurship. Jadi, ketika aku masuk dunia kreator konten itu membantu bisnis aku, orang kenal brand aku," ujar Sonia Basil yang memiliki 2,7 juta followers di Tiktok.
Jika Natasha dan Sonia sudah pengalaman di pekerjaan lain, Naila, kreator konten lainnya mengaku tidak memiliki hal yang bisa dibandingkan apakah menjadi seorang konten kreator lebih menjanjikan daripada menjadi profesional. Pangkalnya, wanita berusia 21 tahun ini masih mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di sebuah universitas di Jakarta.
Kendati begitu, wanita yang memiliki followers 2,7 juta mengamini jika menjadi kreator konten sangat menjanjikan secara finansial. Di akun Tiktoknya, @nailamcdd, Naila membagikan konten kecantikan sebagai ladang fulus.
"Sampai saat ini aku masih mahasiswa. Jadi belum bisa membandingkan dengan pekerjaan lain. Tapi betul secara finansial dan pengalaman banyak banget," ungkap Naila dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, menjadi kreator konten juga membentuk kepribadiannya saat ini. Meski baru berusia 21 tahun dan berstatus mahasiswa, ia setidaknya telah berhasil tampil percaya diri ke depan publik.
"Aku di konten beauty, menjanjikan itu bagaimana membentuk aku yang sekarang, bagaimana prosesnya," ungkap dia.
Bagaimana di masa depan?
Naila mengaku belum memikirkan apakah dia tetap menjadi seorang kreator konten di masa depan. Meski saat ini telah mendapatkan banyak keuntungan finansial, Naila mengaku masih tertarik dengan dunia perkantoran.
"Tapi apakah 100% menjanjikan, mungkin bagi aku enggak, apalagi untuk jangka panjang. Itu makanya aku masih duduk kuliah, sehingga kalau satu saat ada goncangan setidaknya masih ada cadangan," ungkap dia.
Bagi Natasha Surya, poin kunci menjadi seorang kreator konten edukatif bukanlah demi mengejar fulus semata. Wanita yang menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai kontennya ini mengaku menjaga keberlangsungan di dunia perkontenan merupakan hal terpenting.
Menurutnya, konten viral atau masuk for your page (fyp) saja tidak cukup. Selain dituntut kreatif, hal yang paling penting ialah mengetahui karakteristik konten. Bagi dia, personalitas merupakan hal elemen kuat dari seorang konten kreator edukatif.
"Secara finansial sih oke, tapi bagaimana kita menjaga keberlangsungan. Kalau kita hanya mikir duit, ya enggak bakal bertahan, bisa menurun satu saat. Karena saat ini kan memang media digital sedang dilirik, brand besar pakai juga keluar dana besar untuk media digital. Kelihatan menjanjikan tapi kembali ke takdir masing-masing," ungkap Natasha.
Sonia juga bilang jika segala sesuatu ada masanya. Demikian pula menjadi seorang kreator konten, suatu saat akan digantikan dengan profesi lain sering perkembangan dunia teknologi.
Kendati demikian, Sonia menekankan perlunya kreativitas agar tetap bertahan di dunia perkontenan edukatif.
"Kalau aku, kreator konten itu kan ada masanya. Tapi balik lagi ke diri sendiri sebab menjadi kreator konten itu harus kreatif terus," tandasnya.