Kiana, 21 tahun, mulai mengenal sunscreen atau tabir surya sejak SMA. Namun, saat itu ia belum rutin menggunakannya karena tak suka dengan teksturnya yang berminyak. Ia rajin memakai sunscreen ketika masuk kuliah semester awal.
“Dan dari situ juga mulai mencari-cari sunscreen yang cocok,” ujarnya kepada Alinea.id, Senin (6/11).
Mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu mengakui, sunscreen penting untuk melindungi wajah dari paparan sinar ultraviolet matahari. “Ditambah cuaca di Indonesia, panas banget,” kata dia.
“Selain itu, buat meminimalisir penuaan dini. Dari yang aku baca, sunscreen juga bagus banget karena bisa mencegah kanker kulit.”
Walau sehari-hari Kiana lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, ia mengatakan sunscreen tetap penting. “Soalnya setahu aku, sinar ultraviolet itu tetap bisa menembus lapisan dinding rumah,” tuturnya.
“Jadi, ya coba bandingin aja. Dinding aja tembus, apalagi kulit tanpa perlindungan sunscreen.”
Seberapa penting?
Sunscreen adalah ramuan untuk menghalangi pengaruh cahaya matahari yang merusak kulit. Ramuan itu dapat berupa losion, semprotan, gel, busa, batang, atau produk topikal yang menghindari sinar radiasi ultraviolet dari matahari.
Rangga Praduta Listanto, 21 tahun, mahasiswa sebuah universitas di Jakarta juga mengaku kerap memakai sunscreen. Ia mengenal sunscreen sejak 2020. Alasan Rangga sama dengan Kiana. Ia memakai sunscreen agar wajah tak terpapar sinar ultraviolet.
“Berdasarkan pengetahuan saya, ketika cuaca sedang panas, sunscreen membantu mencegah kulit terkena sunburn (kondisi iritasi pada kulit akibat paparan berlebihan sinar ultraviolet),” kata Rangga, Senin (6/11).
“Sunscreen juga dapat mencegah munculnya jerawat di area wajah.”
Rangga merasakan pula pengaruh positif lain memakai sunscreen. Menurutnya, sebelum memakai sunscreen, wajahnya terlihat kusam. Terutama setelah beraktivitas di bawah sinar matahari.
Benarkah memakai sunscreen sepenting itu? Menurut dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika Yusuf Ardian, sunscreen wajib digunakan setiap hari karena banyak manfaatnya untuk masyarakat yang hidup di daerah tropis.
“Manfaat sunscreen, antara lain mencegah penuaan dini, melindungi kulit dari efek terbakar sinar matahari, peradangan kulit, mencegah munculnya flek hitam akibat paparan sinar ultraviolet matahari, dan mencegah kanker kulit,” kata Yusuf saat dihubungi, Senin (6/11).
Ia menyarankan menggunakan sunscreen sekitar pukul 07.00 hingga !6.00. “Ulangi pemakaian sunscreen setiap dua sampai tiga jam,” ucapnya. “Bersihkan dengan baik sisa-sisa sunscreen pada sore atau malam hari, agar tidak memicu timbulnya jerawat.”
Lebih lanjut, Yusuf mengatakan, bagian tubuh yang wajib menggunakan sunscreen selain wajah, yakni leher dan bagian tubuh tertentu yang terkena paparan sinar ultraviolet matahari secara langsung, yang tidak tertutup pakaian. Yusuf memastikan tak ada dampak negatif dari penggunaan sunscreen secara berlebihan.
“Hanya saja pada kulit yang rentan berjerawat hati-hati. Jika sisa-sisa sunscreen tidak dibersihkan pada malam hari, bisa menjadikan sumbatan pori dan memicu jerawat,” tutur dia.
Yusuf menganjurkan, untuk cuaca di Indonesia yang panas perlu menggunakan sunscreen SPF 30 hingga 50 dengan PA +++. SPF merupakan akronim sun protection factor, yang berarti angka yang mengacu pada tingkat perlindungan terhadap sinar matahari atau ultraviolet. Sedangkan PA adalah istilah sistem penilaian untuk memberi informasi kepada pengguna sunscreen tentang perlindungan yang diberikan dari sinar ultraviolet. Hingga kini, tingkat PA diklasifikasikan menjadi empat golongan, yakni PA+, PA++, PA+++, dan PA++++.
“Cara pasti untuk memastikan sunscreen mempunyai SPF sesuai klaim produknya tentunya dengan pemeriksaan laboratorium,” kata dia.
“Akan tetapi, jika tidak dimungkinkan, tentu kita (bisa) mencari informasi dari reviewer tepercaya dan independen, seperti dokter ahli kulit. Tentunya kita juga memperhatikan reputasi dari brand produsen sunscreen tersebut.”