Dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Plt. Dirjen P2P Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu, mengajak semua pihak untuk terlibat dalam mencegah risiko bunuh diri.
“Diharapkan semua pihak dapat berperan aktif melakukan pencegahan upaya bunuh diri, kita diharapkan bisa memberikan dukungan kepada mereka yang sedang berjuang mengatasi faktor-faktor risiko dan pikiran-pikiran bunuh diri,” ujar Maxi dalam acara “Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia” melalui kanal YouTube Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza pada Sabtu (11/9).
Maxi mengatakan, kejadian bunuh diri merupakan sebuah permasalahan yang serius dan ditemui di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia dengan penghasilan rendah sampai menegah.
Kasus bunuh diri ini, menurut Maxi, juga berkaitan dengan permasalahan pada kesehatan jiwa seseorang, seperti rasa cemas yang berlebih hingga depresi. Kasus bunuh diri juga merupakan penyebab kematian nomor dua pada usia 15 sampai 29 tahun di Indonesia.
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Maxi mengatakan, setiap 40 detik ada satu orang yang meninggal akibat bunuh diri dan setara dengan 800.000 kasus kematian akibat bunuh diri setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia juga terdapat angka kematian akibat bunuh diri yang tidak kecil jumlahnya.
“Sementara di Indonesia data Kepolisian Republik Indonesia pada 2020 dilaporkan terdapat 671 kasus kematian akibat bunuh diri dan data dari Potensi Desa (podes) Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ini didapatkan sebanyak 5.787 korban bunuh diri maupun percobaan bunuh diri," kata dia.
Maxi melihat, hal tersebut bukanlah semata-mata angka, namun perlu membangun kesehatan jiwa bagi seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, Maxi meminta kepada pemerintah serta seluruh pihak agar mengembangkan berbagai kiat-kiat untuk mencegah potensi dari bunuh diri sedari awal.
“Sehingga perlu mengembangkan program pencegahan bunuh diri yang tentu harus terintegrasi, terkoordinasi dari berbagai pihak mulai dari pemangku kebijakan, lintas program, lintas sektor juga dari pihak kepolisian juga teman-teman dari media massa,” tegasnya.