Cara Kunto Aji dan Padi Reborn produktif hadapi pandemi
Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2 berdampak pada bermacam segi aktivitas masyarakat. Sejumlah musisi pun belakangan tak lagi tampil bermusik secara langsung. Namun, setidaknya tiga bulan belakangan, mereka mencoba mengembangkan kegiatan lain untuk menjaga produktivitas.
Penyanyi Kunto Aji, misalnya, mengakali terhambatnya aktivitas pertunjukan musik dengan menjalankan kerja sama bisnis pakaian (clothing). Usaha ini dijalankan sembari mengisi kekosongan jadwal manggung.
“Saya join dengan rekanan usaha lain di bisnis clothing untuk menjual baju dan segala pernak-perniknya. Karena biasanya dalam seminggu kami bisa tampil main musik di beberapa kota, sekarang benar-benar di rumah saja. Kami kehilangan job-job off air,” kata pelantun lagu “Pilu Membiru” itu dalam pesan suara via WhatsApp, Rabu (22/4).
Waktu luang juga dimanfaatkan Kunto Aji dengan mengembangkan usaha ternak ayam. Uniknya, pengelolaan ternak ayam ini dikelola bersama ayahnya. Hasil yang didapat dari usaha bisnis pakaian maupun ternak ayam dibagi bersama dengan orang-orang terdekatnya.
Aji yang jebolan salah satu ajang pencarian bakat itu mengungkapkan, imbas ekonomi akibat pandemi Covid-19 tak hanya dirasakannya. Anggota grup band pengiring dan kru panggungnya pun sangat terpukul karena pendapatan mereka menjadi terhambat.
Konser musik secara live streaming, kata dia, tidak cukup menutupi kebutuhan bulanan. Maka, manajemennya mulai menggenjot kembali penjualan cenderamata (merchandise).
“Ada beberapa konser musik streaming yang kami lakukan kemarin. Alhamdullilah masih ada saja rezeki. Cuman ya, jauh dari yang biasa kami dapat,” ujar penyanyi yang terkenal dengan lagu “Terlalu Lama Sendiri” itu.
Memanfaatkan media daring
Sementara itu, grup musik Padi Reborn sedang menjajaki kemungkinan penyusunan jadwal manggung. Grup yang beranggotakan Ari Tri Sosianto (gitaris), Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (gitaris), Surendro Prasetyo atau Yoyo (pemain drum), Rindra Risyanto Noor (pemain bas), dan Andi Fadly Arifuddin (vokalis) ini memilih beraktivitas di rumah masing-masing dan memaksimalkan waktu berkumpul bersama keluarga.
“Saat ini kami harus bersabar untuk tetap di rumah saja. Kami masih menanti kondisi kembali normal untuk bisa memastikan jadwal mana yang memungkinkan untuk dijalankan kembali,” demikian keterangan yang disampaikan melalui Iqbal Firmansyah, manajemen Padi Reborn, Senin (13/4).
Waktu di rumah juga menjadi kesempatan bagi personel Padi melakukan kegiatan yang sebelumnya jarang mereka jalankan. Ari dan Rindra, misalnya, bercocok tanam di pekarangan rumah. Sementara Fadly memperbaiki dan mengecat rumah, Yoyo disiplin berolahraga. Adapun Piyu menemani ibu dan sanak keluarga lainnya.
Di samping itu, Padi Reborn merencanakan sejumlah penampilan musik secara daring untuk mengobati kerinduan penggemar. Secara bergantian, masing-masing personel akan menampilkan siaran langsung melalui Instagram. Hal ini diawali penampilan Yoyo bermain drum dari studio di dalam rumahnya, akhir Maret lalu.
Kemudian sejak 13 April hingga 28 April 2020, gitaris Ari melakukan siaran live melalui Instagram @padiband setiap tiga hari sekali, pukul 20.00 WIB. Sesi-sesi itu juga menjadi ruang tanya-jawab dengan penggemar terkait kreativitas bermusik di balik lagu-lagu Padi Reborn. Ari menjelaskan teknik bermain dan perangkat efek gitar yang dipakai untuk mengisi harmonisasi dalam lagu “Hitam”, “Ternyata Cinta”, “Semua Tak Sama”, dan “Bayangkanlah”.
Adapun kegiatan manajemen Padi Reborn tetap berlangsung dari rumah. Bagi anggota kru, manajemen Padi Reborn tengah mempertimbangkan kemungkinan memberikan insentif. Hal ini juga dimaksudkan mengantisipasi bila kondisi darurat pandemi masih berlangsung dalam waktu lebih lama.
“Sewajarnya kondisi band memang tidak ada jaminan pemasukan selain dari show. Kegiatan penjualan merchandise masih berjalan,” kata Iqbal.
Sistem musik digital
Baik Kunto Aji maupun Padi Reborn, kondisi sulit semasa pandemi membuat mereka berusaha beradaptasi. Selain mencoba memanfaatkan media sosial, penataan sistem penyiaran acara musik secara daring dipandang memerlukan upaya pengelolaan banyak pihak.
Namun, Kunto Aji optimistis, industri musik akan tetap bertahan. Sebagaimana juga dihadapi musisi lainnya, dia pun sedang berusaha menyesuaikan diri dalam kondisi pandemi.
“Selama masih ada manusia, musik masih dibutuhkan. Hanya saja bagaimana caranya kita bisa hidup dari situ, perlu ada banyak konversi dan penyesuaian. Ini perlu melibatkan kerja banyak orang untuk mempersiapkan sistem digital yang baik,” kata Kunto Aji.
Begitu pun halnya dengan Padi Reborn. Meskipun media daring dinilai tak bisa sepenuhnya menggantikan keunggulan penampilan musik di luar ruangan, sementara ini cara tersebut akan dimaksimalkan sebagai alternatif media hiburan. Interaksi mereka dengan penggemar pun beralih pada layar-layar telepon seluler atau komputer.
Sembari menanti keajaiban berakhirnya pandemi, masing-masing personel Padi Reborn juga melakukan donasi. Mereka juga berencana melakukan aksi donasi bersama-sama setelah izin pelaksanaan kegiatan publik sudah diperbolehkan.
“Jadi musisi tidak bisa memegang idealismenya terlalu kuat, misalnya memaksa harus off air. Ya sudah, sekarang waktunya semua sudah harus mendigital,” ucap Kunto Aji.