close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi jejak digital. Frepik
icon caption
Ilustrasi jejak digital. Frepik
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 14 September 2022 09:12

Cara menjaga jejak digital agar tak merusak reputasi dan karier

"Kita harus berhati-hati dalam apa yang kita share dan cari."
swipe

Tidak sedikit warganet yang mengabaikan jejak digital (footprint), yang dapat berupa riwayat pencarian, kiriman teks/foto/video, lokasi yang dikunjungi, hingga persetujuan akses cookies dalam perangkat, saat berselancar di media digital. Padahal, jejak digital dapat memengaruhi reputasi, karier, hingga masa depan.

"Jejak digital juga punya peranan di kehidupan sekarang ini apabila kita ingin mencari pekerjaan, beasiswa, atau akan hendak berhubungan dengan institusi besar. Mereka punya opsi untuk trace jejak digital kita," ujar Ketua Relawan TIK Riau, Wahyu Ari Sandi, dalam keterangannya, Rabu (14/9).

Oleh karena itu, netizen disarankan melakukan berbagai hal dalam menjaga jejak digital. Misalnya, menulis pesan sesuai ejaan yang benar dan kalimat yang sopan, menghindari huruf kapital semua, tidak mengirim spam, menghargai karya cipta orang lain jika mengutip atau melampirkan sesuatu, menghargai privasi orang lain, serta tak memakai kata-kata jorok dan vulgar.

"Kita harus berhati-hati dalam apa yang kita share dan cari. Kita juga harus pintar dalam memilih website-website yang dikunjungi di dunia digital," imbuh Jawara Internet Sehat 2022 ini.

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), skor keahlian digital masyarakat RI masih tergolong rendah. Akibatnya, menurut Young Campaign Specialist dan Mitra Muda UNICEF Indonesia, Bayu Satria, ketersediaan infrastruktur maupun tingginya angka pengguna internet dan media sosial belum optimal.

Karenanya, bagi dia, warganet perlu meningkatkan kecakapan digital. Apalagi, pemanfaatan teknologi informasi akan memudahkan pekerjaan dengan waktu cepat, akses dan efektivitas komunikasi, memberikan kesempatan lebih lebar selain menjadi medium baru dalam persaingan usaha, penyebaran informasi hoaks, dan kejahatan.

"Keterampilan digital ini memberikan pengaruh besar terhadap pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan. Jadi, jangan sampai transformasi digital ini justru mereduksi nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan. Semuanya itu dimulai dari kita. Kita juga yang melaksanakannya dan dampaknya kita juga yang akan merasakannya," tuturnya.

Jawara Internet Sehat 2022 lainnya, Doddy Yuniardi, menambahkan, perlindungan keamanan data di Indonesia tergolong lemah. Berdasarkan hasil riset International Cyber Security, RI berada di peringkat ke-83 dari 160 negara.

Netizen pun disarankan melakukan beberapa hal terkait keamanan data pribadi saat berselancar di internet ataupun mengakses media sosial. Misalnya, hati-hati dalam mengunggah foto atau video, melindungi akun membuat kata sandi yang kuat, dan manfaatkan fitur one time password (OTP). 

"Yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi risiko sedapat mungkin. Keamanan akan berbanding terbalik dengan kemudahan. Sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital. Serta selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet," imbuhnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan