close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepiting jantan yang paling besar akan memimpin perjalanan dan para bertina mengikutinya. Foto twitter.com/Australia
icon caption
Kepiting jantan yang paling besar akan memimpin perjalanan dan para bertina mengikutinya. Foto twitter.com/Australia
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 19 November 2021 09:39

Christmas Island dipenuhi migrasi jutaan kepiting merah

Kepiting jantan yang paling besar akan meminpin perjalanan dan para bertina mengikutinya.
swipe

Hujan pertama musim dingin di Christmas Island Australia baru saja dimulai. Itu artinya akan ada jutaan kepiting merah bermigrasi untuk kawin dan bertelur, mereka akan menutupi jalan dan ada di mana-mana.

Menurut laporan The Washington Post, Jumat (19/11), kepiting jantan yang paling besar akan memimpin perjalanan dan para bertina mengikutinya. Bermigrasi dari hutan menuju Samudera Hindia sehingga perkawinan dapat dilakukan di sekitar liang air. Bersama-sama para kepiting berjalan di sekitar kota, menyebrangi jembatan, dan menutupi semua jalanan yang dilalui.

Menurut pemerintah Australia, sekitar 50 juta kepiting merah hidup di pulau ini, satu-satunya tempat di dunia di mana spesies tersebut bisa ditemukan. Fenomena terjadi setiap tahun dan ditentukan oleh fase bulan. Pemerintah lokal bahkan menyebutnya sebagai migrasi massal alami paling luar biasa di seluruh dunia.  

Migrasi berwarna-warni biasanya terjadi antara Oktober dan November tetapi telah diketahui terjadi hingga akhir Desember atau Januari.

"Kepiting muncul di mana-mana, termasuk di pintu blok kantor," seperti dikutip dari laporan Parks Australia Laporan lembaga tersebut menyebutkan migrasi membuat semua orang terlihat sibuk “menyapu kepiting dari jalanan” dan mengelola penutupan jalan untuk menjaga para binatang binatang bercangkang ini tetap aman.

Melihat fenomena tahunan yang signifikan di Christmas Island, para turis dan pecinta lingkungan bergerombol pergi ke teluk demi melihat perjalanan yang sangat menantang bagi para kepiting, sementara orang lain dapat memperbaharui kabar dengan mendengarkan stasiun radio lokal yang menawarkan informasi terbaru seputar migrasi secara berkala dan saran jika ingin berpergian.  

Acting Manager Chtistmas Islan, Bianca Priest, mengkonfirmasikan bahwa para pekerja harus selalu berjaga-jaga untuk menolong hewan dalam perjalanan tahunan. “Staf Taman Nasional Christmas Island meletakkan pembatas temporer dalam beberapa kilometer, menegakkan tanda dan menutup jalanan lintas pulau untuk melindungi jutaan kepiting meninggalkan hutan mereka untuk pergi ke pantai,” ujar Priest kepada Daily Mail Australia, Kamis lalu. Para staf juga diketahui membangun jembatan, jalanan bawah tanah, dan lampu lalu lintas untuk membantu agar para hewan yang bermigrasi meninggalkan hutan tetap aman.

Ketika para turis sangat ingin melihat migrasi massa ini mereka tidak diperkenankan untuk menyetir di jalanan utama, sebaliknya diwajibkan untuk berjalan di antara kumpulan kepiting, meskipun peringatan sudah diberikan. Pasalnya para kepiting sangat penting bagi keragaman hayati pulau tersebut. Parks Australia menegaskan bahwa hewan-hewan menolong ekosistem pulau menjadi lebih berkelanjutan dengan cara memakan sampah daun, yang berkontribusi menjaga tanah hutan dalam kondisi sehat.  

Namun, peningkatan jumlah kepiting yang mati dalam masa migrasi tahunan tetap tak bisa dihindari. Penyebab utamanya adalah aktivitas manusia yang tetap mengendarai motor mereka di tengah masa migrasi dan kepiting lain dengan risiko dehidrasi tinggi ketika mereka meninggalkan area hutan.

Selama proses bertelur, para betina merapat ke garis pantai sehingga mereka dapat mengalirkan telurnya ke laut. Proses ini dapat terjadi selama lima hingga enam malam berturut-turut selama periode bertelur.

Jika larva yang menetas dari telur tidak dimakan oleh ikan hiu atau paus maka bayi kepiting akan lahir. Seringkali larva akan dimakan sepenuhnya, tidak meninggalkan peluang lahir sama sekali, tetapi para ahli mengatakan satu atau dua kali dalam satu dekade jumlah yang lebih besar bertahan hidup, mempertahankan jumlah populasi di pulau itu.

 

 

Sumber: The Washington Post,

 

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan